Mohon tunggu...
Sopia januarti Sopiajanuarti
Sopia januarti Sopiajanuarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain bola volly

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

peran lingkungan dan budaya dalam perkembangan sosial emosional

18 Januari 2025   14:36 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh anak, sehingga orang tua harus mampu menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi anak.Pengalaman pertama kali didapat anak dari lingkungan keluarganya. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa anak-anak dari lingkungan rumah berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi sensitivitas ibu dan lingkungan rumah) dan lingkungan penitipan anak yang berkualitas rendah (dinilai menggunakan observasi pengaturan penitipan anak) memiliki tingkat tertinggi masalah perkembangan dan tingkat perilaku prososial terendah. Temuan ini menunjukkan bahwa anak-anak dapat memiliki berbagai pengalaman di seluruh konteks pembelajaran awal mereka di rumah. Tetapi keutamaan lingkungan rumah yaitu mendikte bagaimana pengalaman mempengaruhi pengembangan anak(Crosnoe dkk, 2010).Keluarga adalah lingkungan yang sangat dekat dengan anak, keluarga memiliki peranan dan fungsi yang besar dalam mendukung perkembangan anak secara optimal. Hurlock (1987, p. 202) menyatakan bahwa sikap orangtua yang positif akan memberikan dampak yang positif dan baik terhadap perilaku anak. Tetapi sebaliknya jika sikap orangtua yang kurang memberikan sikap acuh pada anak maka anak akan cenderung tidakbertanggung jawab serta memiliki perilaku yang kurang baik. Seperti dalam penelitian Nokali, Bachman & Drzal (2010, p. 1) bahwa anak dari orangtua yang terlibat lebih tinggi dalam fungsi sosial akan lebih sedikit memiliki masalah perilaku. Kusuman, Sutadji & Tuwoso (2014, p. 2) menyatakan bahwa dukungan orangtua merupakan bentuk peran orangtua dalam meningkatkan pencapaian kompetensi peserta didik.

Lingkungan memiliki peran sentral dalam perkembangan sosial emosional anak. Termasuk dengan lingkungan sekolah, guru harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini bukan hanya guru, melainkan seluruh staf yang ada di sekolah, baik bidang akademik, kebersihan, keamanan dan lain sebagainya. Sehingga anak mampu menangkap setiap informasi yang disampaikan oleh guru. Selain itu, anak harus merasa aman dan nyaman berada di lingkungan sekolah, agar anak mampu menyerap dan mengimplementasikan nilai-nilai yang telah ia dapatkan di lingkungan sekolah. Relasi teman sebaya yang masih dalam pembahasan lingkungan sekolah turut mewarnai pembentukan karakter anak. Selain meniru orang dewasa, anak-anak cenderung meniru temn sebaya, mereka akan mengevaluasi prilakumhya apakah sama, lebih baik atau lebih buruk daripada teman-teman seusianya (Santrock, 2011). Sehingga, teman yang baik sangat dibutuhkan dalam perkembangan sosial anak usia dini (Hartup dalam Santrock, 2011). Relasi anak dengan teman sebaya juga dipengaruhi oleh relasi 281orang tua dengan anak. Apakah orang tua memberikan waktu yang panjang bagi anak untuk bersama teman sebaya, bagaimana perlakuan orang tua terhadap anak dalam hal berpendapat dan lain sebagainya. Epstein (2009:9) menyatakan bahwa kemitraan dapat meningkatkan program dan iklim sekolah, menyediakan layanan keluarga, meningkatkan keterampilan orangtua dan kepemimpinan, menjalin hubungan dengan orangtua lain di sekolah dan dalam masyarakat, dan membantu guru dalam pekerjaan mereka. Orangtua perlu mengetahui tentang keadaan dan perilaku anak mereka selama berada di sekolah, dan manfaat untuk gurunya sendiri dapat berkomunikasi dengan orangtua siswa tujuannya untuk memahami perilaku anak selama berada di rumah. Epstein (2009:10) menyatakan terdapat tiga konteks dalam teori overlapping of influence yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Model ini terdiri dari praktek-praktek yang sekolah, keluarga dan masyarakat lakukan secara terpisah untuk mempengaruhi anak-anak dalam belajar, pengembangan dan prestasi akademik.Melihat definisi keterlibatan orangtua yaitu aktivitas yang dilakukan oleh orangtua dengan guru di sekolah dalam pendidikan anak memberikan manfaat bagi anak, orangtua, guru dan lembaga pendidikan. Steven (Epstein:40) menunjukkan bahwa anak yang berhasil memiliki dukungan akademik yang kuat dan keterlibatan dari anggota keluarga. Keterlibatan orangtua di sekolah akan menjadi kepuasan tersendiri untuk orangtua khususnya karena mereka menjadi percaya diri dalam mengasuh anak-anak mereka di rumah dan menambah wawasan serta pengalaman dalam pengasuhan, sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya sebagai orangtua. Untuk itu, sangat penting kegiatan parenting dilaksanakan pada lembaga-lembaga pendidikan dan kemasyarakatan, agar para orangtua dapat terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan dapat lebih memahami pentingnya peran keluarga pada tumbuh kembang anak khususnya pada aspek sosial emosiaonal. Namun, masih banyak lembaga-lembaga pendidikan dan kemasyarakatan yang masih belum melaksanakan parenting, jadi masih banyak para orang tua yang belum memahami tentang pengaruh lingkungan keluarga pada perkembangan anak khususnya pada aspek sosial emosional anak dan untuk perkembangan di masa selanjutnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun