Mohon tunggu...
Sopia januarti Sopiajanuarti
Sopia januarti Sopiajanuarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain bola volly

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Emosional intelligence Daniel Goleman

8 November 2024   17:24 Diperbarui: 8 November 2024   17:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Daniel Goleman, Emotional Intelligence (EI) atau Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengenali, memahami, mengelola, dan memanfaatkan emosi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari. Goleman mempopulerkan konsep EI dan menguraikannya menjadi lima komponen utama, yaitu:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness): Kemampuan mengenali emosi diri sendiri dan menyadari bagaimana perasaan dapat mempengaruhi tindakan, keputusan, serta kinerja. Orang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi mampu mengenali kekuatan dan kelemahan mereka sendiri.

2. Pengaturan Diri (Self-Regulation): Kemampuan untuk mengendalikan atau mengelola emosi dengan cara yang sehat dan positif, seperti menenangkan diri saat marah atau tetap tenang dalam situasi yang sulit. Hal ini membantu menghindari reaksi yang impulsif dan menjaga stabilitas emosional.

3. Motivasi (Motivation): Motivasi dalam EI merujuk pada dorongan internal untuk mencapai tujuan dengan konsisten, meskipun ada tantangan. Orang yang memiliki motivasi tinggi umumnya berorientasi pada pencapaian dan mampu bertahan dalam situasi yang menantang.

4. Empati (Empathy): Kemampuan untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan kekhawatiran orang lain. Dengan empati, seseorang bisa membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain karena mampu merasakan dari sudut pandang mereka.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills): Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan yang baik, berkomunikasi dengan efektif, serta mengelola konflik. Orang yang memiliki keterampilan sosial baik mampu berkolaborasi dengan baik dalam kelompok dan membangun jaringan yang luas.

Goleman menekankan bahwa kecerdasan emosional memiliki peran penting dalam keberhasilan pribadi dan profesional seseorang, bahkan lebih besar daripada IQ dalam beberapa konteks.

Teori kecerdasan emosional (EQ) menurut Daniel Goleman adalah kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya dengan menggunakan inteligensi. Teori ini memiliki lima komponen inti, yaitu: Empati, Komunikasi efektif atau keterampilan sosial, Kesadaran diri, Pengaturan diri, Motivasi.

Menurut Goleman (2002: 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang- orang yang memiliki taraf IQ rata- rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

a. Mengenali Emosi Diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat kita lebih waspada. terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

c. Memotivasi Diri Sendiri

meraih Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.

e. Membina Hubungan

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

teori kecerdasan emosi menurut Daniel Goleman adalah bahwa kemampuan mengelola emosi, baik pada diri sendiri maupun dalam berhubungan dengan orang lain, sangat menentukan keberhasilan dalam kehidupan pribadi dan profesional seseorang. Kecerdasan emosi (EQ) berperan besar dalam pengembangan diri, komunikasi, pengambilan keputusan, dan hubungan sosial bahkan lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ) dalam banyak situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun