Kegiatan Refleksi di Desa Tanoker Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur

Sabtu (17/09), telah dilaksanakan refleksi tentang kebudayaan tradisional yang diselenggarakan oleh Tim Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka Universitas Jember. Kegiatan ini dilakukan secara offline di Desa Tanoker Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur yang dihadiri oleh 19 mahasiswa inbound, satu (1) Dosen Pembina Lapangan, satu (1) mentor, dan enam (6) mahasiswa KKN. 

Dengan tujuan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang seni dan kreativitas serta mengenalkan kepada mahasiswa seperti apa kegiatan dan sejarah Tanoker, Tim Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka Universitas Jember mengundang Dr. Ir. Suporaharjo, M. Si sebagai pembicara pada kegiatan refleksi ini.

Kegiatan refleksi ini terdiri atas beberapa sesi, sesi pertama adalah penyampaian materi terkait Tanoker. Penyampaian materi ini disajikan dalam bentuk Power Point dan dijelaskan langsung oleh Dr. Ir. Suporaharjo, M. Si. Kemudian dilanjutkan dengan sesi terakhir ialah diskusi dan tanya jawab seputar materi yang telah diberikan.

Penjelasan Desa Tanoker yang disampaikan oleh Dr. Ir. Suporaharjo, M. Si secara garis besar membahas tentang sejarah terbentuknya Desa Tanoker, pemajuan kebudayaan, pemberdayaan masyarakat, pendidikan, dan lingkar alur Appreciative Inquiry. 

Singkatnya, Desa Tanoker didirikan dan diresmikan pada tahun 2009. Dengan alasan didirikannya Desa Tanoker ialah karena banyaknya anak yang ditinggal oleh orang tuanya akibat pendidikan di luar negeri, hal ini sesuai UU No 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan. Adapun pencapaian dari Desa Tanoker adalah pernah tampil di Thailand dengan tarian enggrang. 

Kegiatannya di Desa Tanoker sendiri beragam, mulai dari kegiatan mingguan (Minggu Ceria; petualangan seru kacong dan genduk yaitu tanoker, eliza rainbow, dapur bhatek kho-kho, sekolah bok ebook n pak bapak yaitu gotong royong antara bapak dan ada kurikulum, serta pengasuhan anak-anak), sekolah eyang-eyang , pasar lumpur, pesantren kopi) hingga tahunan (Festival Enggrang).

Gambar 2 Kebersamaan Narasumber dan Peserta/dokpri

Dengan penjelasan yang diberikan oleh Dr. Ir. Suporaharjo, M. Si yang sangat bermanfaat, bukan hanya bagi mahasiswa namun juga bagi dosen yang mengikuti refleksi. Setelah refleksi ini, para peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang seni, kebudayaan, solidaritas, kreativitas, serta kepedualian satu sama lain. Selain itu, mampu menjelaskan bahkan berbagi pengalaman dengan orang lain yang berada di sekitar masing-masing peserta.

Penulis : Sophia Glory Odelin Siahaan