2. Akses Mudah ke Layanan Konseling
Pemerintah dan institusi pendidikan harus memastikan keberadaan layanan konseling yang terjangkau dan profesional. Kehadiran konselor di sekolah, misalnya, dapat memberikan ruang aman bagi remaja untuk membicarakan masalah mereka tanpa rasa takut atau malu.
3. Lingkungan yang Mendukung, Baik di Dunia Nyata Maupun Digital
Di dunia nyata, aktivitas yang mendukung interaksi sosial seperti olahraga, seni, atau kegiatan kelompok perlu diperbanyak. Di dunia digital, perlu ada regulasi yang ketat terhadap konten negatif yang merugikan kesehatan mental. Selain itu, remaja juga perlu dibekali literasi digital agar dapat menggunakan media sosial dengan bijak.
4. Kolaborasi Antar Pihak
Masalah kesehatan mental remaja tidak bisa diselesaikan secara parsial. Diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan mental remaja.
Membangun Generasi Masa Depan yang Sehat Mental
  Kesehatan mental remaja bukanlah hal sepele. Menurut data WHO, satu dari tujuh remaja di dunia mengalami gangguan mental. Angka ini menggarisbawahi pentingnya perhatian serius terhadap isu ini. Dengan edukasi yang tepat, layanan konseling yang memadai, dan lingkungan yang mendukung, kita dapat membangun generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga sehat secara emosional dan mental. Mari bersama-sama menciptakan dunia yang lebih peduli pada kesehatan mental, dimulai dari remaja, demi masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H