Oleh Sootomosi,27 Juni 2021Â
Macet merupakan sebuah kata yang sangat sudah identik dengan DKI Jakarta, setiap hari terutama hari kerja mungkin hampir semua orang mengeluh dan mengeluarkan kata itu. Sebenarnya cukup dua cara besar untuk mengurai kemacetan Jakarta yaitu , memaksa dan terpaksa. Memaksa dari pemerintah DKI agar warga Jakarta terpaksa mengikuti ataupun sebaliknya, adapun cara - caranya adalah :
1. Pemerintah Jakarta "Memaksa" , warga Jakarta "Terpaksa" mengikuti
Cara ini terkadang terlihat keras untuk mata kita warga Jakarta, namun cara ini sudah teruji ampuh di kota lain seperti singapore, tokyo, london dan kota besar lainnya. adapun cara - cara yang bisa di implementasikan pemerintah DKI Jakarta seperti penggunaan ERP, penyesuaian biaya parkir, penyesuaian harga bahan bakar dan pemanfaatan halte secara semestinya. Berikut uraian dari beberapa implementasi diatas :
Mengembalikan fungsi dan peremajaan trotoar
Tentunya jika ingin menggunakan kendaraan umum mesti berjalan kaki dan trotoarlah yang menjadi kunci dari itu. Trotoar di DKI hampir sebagian besar bernilai merah, karena trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki terkadang di ahli fungsikan menjadi tempat jualan bahkan sampai tempat kendaraan roda dua untuk menghindari macet belum lagi jalan yang tidak bagus dan kurangnya pepohonan ataupun beberapa jalan yang terbilang "angker".Â
Faktor - faktor tersebut perlu dibenahi agar minat untuk berjalan kaki menjadi lebih tinggi yang akan secara bersama juga menumbuhkan minat berjalan kaki atau menggunakan kendaraan umum.Â
Trotoar di DKI hampir sebagian besar bernilai merah, karena trotoar yang digunakan untuk pejalan kaki terkadang di ahli fungsikan menjadi tempat jualan bahkan sampai tempat kendaraan roda dua untuk menghindari macet belum lagi jalan yang tidak bagus dan kurangnya pepohonan ataupun beberapa jalan yang terbilang "angker". Faktor - faktor tersebut perlu dibenahi agar minat untuk berjalan kaki menjadi lebih tinggi.
Penyesuaian Biaya Parkir
Biaya parkir yang "mencekik" seperti di tokyo, london, hongkong memang sangat ampuh menjadi alat penahan laju pemakaian kendaraan pribadi. Namun cara ini nampaknya masih terlihat terlalu extreem bila diterapkan di Jakarta.Â
Bayangkan saja, biaya parkir langganan per bulaln di London bisa mencapai Rp 8,3 juta, di jepang biaya parkir harian mencapai Rp 773 ribu per kendaraan. Bisa dibayangkan kekacauan apa yang dapat di timbulkan dari penerapan ini di Jakarta, makin mensenjangkan status sosial. Namun bila dengan penyesuaian yang benar maka sistem inipun dapat diterapkan
Harga Bahan Bakar