Mohon tunggu...
Sony Wirayudha
Sony Wirayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Massa dan Konstruksi Realitas Ekologis: Perspektif Kritis dalam Mulai Pengaruhnya

19 Januari 2024   14:16 Diperbarui: 19 Januari 2024   14:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media massa memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap lingkungan dan ekosistem. Dalam konteks ini, pendekatan ekologi media dengan paradigma kritis menjadi krusial untuk mengurai dan mengkritisi bagaimana media membentuk realitas ekologis. Esai ini akan mengeksplorasi bagaimana media massa, dengan kecenderungan kapitalis dan konsumeris, dapat mempengaruhi persepsi dan tindakan manusia terhadap lingkungan.

 Pengaruh Media Massa Terhadap Kesadaran Ekologis: Media massa tidak hanya menyediakan informasi, tetapi juga membentuk narasi dan konstruksi realitas. Dalam banyak kasus, media cenderung memberikan fokus pada aspek konsumerisme dan pertumbuhan ekonomi tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang. Pandangan ini dapat mengakibatkan ketidaksadaran terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. 

Paradigma Kritis dalam Menganalisis Framing Media:

 Paradigma kritis dalam menganalisis framing media melibatkan pendekatan kritis terhadap bagaimana media memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk pandangan masyarakat. Dalam konteks ekologi media, pendekatan ini penting untuk memahami bagaimana media membentuk persepsi terhadap isu-isu lingkungan dan ekologi. Berikut adalah beberapa konsep kunci paradigma kritis dalam menganalisis framing media: 

  • Dominasi Ideologis: Paradigma kritis menyoroti dominasi ideologis yang terkandung dalam framing media. Media sering kali menciptakan narasi yang mencerminkan ideologi dominan dalam masyarakat, seperti kapitalisme atau konsumerisme. Dengan menggunakan analisis kritis, kita dapat mengidentifikasi bagaimana framing tersebut melayani kepentingan kelompok-kelompok kekuasaan tertentu dan mengabaikan isu-isu lingkungan yang mungkin tidak sejalan dengan ideologi tersebut.
  • Konstruksi Realitas: Media memiliki kekuatan untuk membentuk realitas sosial melalui framing yang digunakan. Dengan pendekatan kritis, kita dapat mengeksplorasi bagaimana media memilih elemen-elemen tertentu dari suatu isu dan merangkainya dalam suatu narasi. Analisis ini membuka pintu bagi pemahaman lebih dalam tentang bagaimana realitas ekologis dikonstruksi oleh media, dan bagaimana konstruksi tersebut memengaruhi pandangan masyarakat.

Kekuasaan dan Kontrol media Dalam memainkan peran : 

  • Pemilikan Media: Pemilikan media oleh kelompok-kelompok tertentu, terutama yang memiliki kepentingan bisnis atau politik, dapat mengarah pada penyajian berita dan informasi yang sesuai dengan pandangan atau agenda mereka. Jika pemilik media memiliki keterkaitan dengan industri-industri yang dapat mempengaruhi lingkungan, mereka mungkin cenderung mengurangi pemberitaan yang merugikan atau mengekspos praktik-praktik yang tidak berkelanjutan
  • Iklan dan Pendanaan: Kekuatan iklan dan pendanaan dari perusahaan-perusahaan besar sering kali dapat mempengaruhi konten yang disajikan oleh media. Media seringkali mengandalkan iklan untuk pendapatan mereka, dan ketergantungan ini dapat membatasi kebebasan untuk memberitakan isu-isu lingkungan yang dapat mengganggu iklan dari perusahaan tertentu. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar yang mendanai media dapat mempengaruhi narasi dengan menekan atau mempengaruhi keputusan editorial.  
  • Pemilihan Framing dan Isu Prioritas: Penentuan framing suatu berita atau isu lingkungan tertentu dapat dipengaruhi oleh kepentingan pemilik media atau kepentingan politik dan ekonomi. Sebagai contoh, fokus pada inisiatif keberlanjutan perusahaan besar mungkin mendominasi liputan daripada isu-isu lingkungan yang lebih kritis seperti deforestasi atau polusi air, tergantung pada kepentingan dan hubungan bisnis media dengan perusahaan tersebut 

Alternatif dalam menyebarkan informasi ekologis yang lebih seimbang dan adil : 

Untuk menyebarkan informasi ekologis yang lebih seimbang dan adil, penting untuk mencari alternatif yang dapat menyeimbangkan dan melengkapi informasi yang disajikan oleh media massa utama. Berikut beberapa alternatif yang dapat dijelajahi: 

  • Media Independen: Dukung dan promosikan media independen yang tidak terikat pada kepentingan bisnis atau politik tertentu. Media ini cenderung lebih bebas untuk menyajikan berbagai sudut pandang dan dapat memberikan liputan yang lebih objektif terhadap isu-isu lingkungan.
  •  Situs Berita Berkelanjutan: Dukung dan konsumsi situs berita yang fokus pada liputan berkelanjutan dan isu-isu lingkungan. Situs-situs ini dapat memberikan analisis mendalam, investigasi, dan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu lingkungan tanpa terpengaruh oleh tekanan keuangan atau politik.
  • Kampanye Media Sosial: Gunakan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan informasi ekologis. Kampanye-kampanye pendidikan dan kesadaran lingkungan dapat mencapai audiens yang lebih luas melalui berbagai platform media sosial.  

Kesimpulan: Dengan mengadopsi perspektif ekologi media dengan paradigma kritis, kita dapat memahami dan mengkritisi pengaruh media massa terhadap konstruksi realitas ekologis. Melalui analisis yang mendalam, kita dapat mendorong transparansi, keadilan, dan keberlanjutan dalam penyampaian informasi mengenai isu-isu lingkungan, membentuk kesadaran masyarakat yang lebih baik terhadap tantangan ekologis global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun