Kurangnya Minat Generasi Milenial Terhadap Budaya Batik di Era Globalisasi

Banyaknya budaya di Indonesia menjadikan bangsa ini memiliki beraneka ragam identitas budaya. Keberagaman suku bangsa menjadi salah satu landasan bangsa Indonesia dalam membangun identitas dalam bingkai keanekaragaman budaya. 

keberagaman budaya Indonesia sekaligus menjadi identitas nasional negara. Kekayaan Bahasa budaya telah melahirkan bermacam-macam seni dan budaya Indonesia. Fungsi dari kebudayaan sendiri juga dijelaskan oleh Koentjaraningrat adalah: sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia dan sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang dapat dipergunakan oleh semua warga negara Indonesia yang bhineka itu, untuk saling berkomunikasi, sehingga memperkuat solidaritas. 

Batik merupakan salah satu seni dan budaya yang di miliki oleh Indonesia. Di jelaskan oleh J.L.A Brandes sebagai satu dari sepuluh kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Jawa pada khususnya sebelum masuknya budaya India

Kain batik yang dahulunya di pakai hanya oleh kalangan bangsawan dan keraton, sekarang di pakai oleh semua kalangan. Banyaknya motiv yang bervariasi kelak sering di pakai untuk acara fashion show dan ajang pameran budaya. 

Globalisasi yang mengeliminasi batas-batas antar negara menyebabkan budaya asing untuk masuk dan meresap ke dalam kehidupan generasi muda Indonesia. Kurangnya minat menyebabkan pengetahuan dan kesadaran diri generasi muda untuk melestarikan batik Indonesia berdampak pada pelestarian batik yang menurun yang akan membawa kepunahan terhadap batik.

Faktor faktor yang menyebabkan hilang nya minat generasi muda : 

1.  Generasi muda indonesia mudah terpengaruhi oleh budaya luar 

2. Generasi muda hanya melihat batik sebagai material ekonomi saja bukan sesuatu yang mewakili bangsa Indonesia. 

Solusi : 

1. Perbanyak motif variasi agar anak muda tertarik pada batik 

2. Memberikan edukasi terhadap generasi muda tentang pentingnya melestarikan kebudayaan termasuk batik