[caption id="attachment_320440" align="alignnone" width="600" caption="Menakar Calon Presiden"][/caption]
Pemilihan Anggota Legislatif (PILEG) 2014 telah usai. Walaupun di beberapa daerah masih terdapat pengulangan dan penghitungan suara kembali, tetapi gambaran hasil dari pemilu lalu itu sudah nampak. Yakni, ada tiga besar partai yang bertarung di tempat teratas, yakni PDI-P, Golkar dan Gerindra. Di media-media cetak dan elektronik dan juga blog-blog juga sudah santer diberitakan bahwa masing-masing partai tersebut sudah mengindikasikan salah seorang dari kader atau pimpinan mereka untuk dicalonkan menjadi presiden Indonesia pada pemilihan mendatang.
PDI-P sudah pasti akan mencalonkan Joko Widodo (Gubernur DKI Jakarta) sebagai Presiden Indonesia berikutnya. Tidak kalah dengan PDI-P, Golkar juga sudah hampir pasti mencalonkan Aburizal Bakri sebagai calon presiden. Sedangkan Partai Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto sebagai kandidatnya.
Untuk jabatan Wakil Presiden, tidak kalah seru, karena sangat dipengaruhi oleh hasil koalisi dari ketiga partai besar tersebut. Ada Dahlan Iskan, Mahmud MD, Jusuf Kalla, Muhaimin Iskandar, Ahmad Heryawan dan tokoh lain dari partai di bawahnya.
Agar masyarakat tidak seperti memilih kucing dalam karung, hendaklah memilih kandidat berdasarkan kriteria atau parameter sebagai berikut :
- Leadership atau kepemimpinan. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana mereka memerintah organisasinya sebelum dicalonkan menjadi Presiden.
- Ketegasan Sikap dan Konsistensi. Hal ini sangat perlu. Karena seorang pemimpin setiap saat akan dihadapkan oleh pilihan demi pilihan dalam pengambilan keputusannya. Setelah keputusan diambil, dia harus konsisten terhadap keputusannya itu, tidak boleh mencla-mencle (baca : plin-plan).
- Ketaatan beribadah. Apa pun agamanya, seorang pemimpin yang sadar bahwasanya setiap saat Tuhan melihat perbuatannya akan berhati-hati dalam setiap perkataan dan tindak-tanduknya.
- Visi dan Misi yang jelas. Hal ini sangat penting. Pemimpin ibarat seorang sopir, dia harus membawa penumpang (rakyatnya) selamat sampai tujuan. Seorang pemimpin akan membawa kesuksesan kepada rakyatnya, baik jasmani maupun rohani rakyatnya.
- Ilmu dan Pengalaman. Hal ini juga mendukung seorang pemimpin untuk bisa memimpin berdasarkan ilmu, tidak asal bunyi dan hanya mengandalkan wangsit (ilham). Pengalaman sangat mendukung bertindak lebih baik daripada yang diperintah sebelumnya.
Nah, pembaca sekalian, kelima hal tersebut kiranya sangat penting untuk menilai setiap calon presiden kita. Jangan terpengaruh figur dan bujukan media massa. Saatnya cerdas dalam memilih pemimpin, bukan asal ikut-ikutan. Dan jangan pula terpengaruh mitos, presiden Indonesia harus orang Jawa asli. Orang sumatera, bugis dan papua pun bisa menjadi Presiden Indonesia, asalkan memiliki syarat-syarat diatas.
Sekarang, bagaimanakah caranya menakar ketiga calon presiden berdasarkan ke lima kriteria diatas? Bagi kalangan akademisi, bisa menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Tetapi bagi kita yang tidak tahu teori tersebut bisa membuat sebuah tabel sederhana sebagaimana contoh berikut :
Kriteria
Joko Widodo
Aburizal Bakri
Prabowo S
Leadership
1--5
1--5
1--5
Ketegasan Sikap dan Konsistensi
1--5
1--5
1--5
Ketaatan beribadah
1--5
1..5
1--5