Â
   Perkembangan zaman menuntun perubahan pola pikir, perilaku, dan interaksi masyarakat yang sangat signifikan. Faktor perubahan tersebut dipengaruhi dari budaya, pengetahuan, terutama teknologi yang digadang-gadang selalu mengalami perkembangan sehingga dapat memudahkan dalam menjalani keseharian, salah satunya penggunaan gadget.Â
Melalui satu alat canggih yang satu ini bisa digunakan mulai dari komunikasi, akses informasi, dan hiburan. Hadirnya alat elektronik portabel ini dapat membantu dalam menjalani kehidupan sekarang, akan tetapi dampak yang dapat ditimbulkan juga ada yaitu mulai dari ketergantungan, kesehatan, dan kejahatan cyber. Maka sebagai pengguna harus bijak dalam menyikapi perkembangan zaman atau dalam menggunakan gadget.Â
Sebab selain membantu dalam menjalani keseharian bukan berarti harus terus-menerus hanya meratapinya dan mengabaikan aktivitas dunia nyata. Hal inilah yang sekarang sedang dialami dan perlu sikap oleh anak-anak Gen Alpha.
    Generasi yang lahirnya mulai tahun 2010 hingga sekarang menjadi pemegang masa keemasan kedepan. Untuk mempersiapkan hal tersebut tentu banyak hal yang diperlukan terutama dalam peningkatan kualitas SDM setiap individu.
 Salah satu faktor penentu dan yang menjadi tantangan yaitu penggunaan teknologi dengan bijak dan perlunya penyeimbang melalui interaksi sosial. Hal ini tentu bukan sesuatu yang dapat dilakukan secara tiba-tiba, melainkan perlu adanya proses sejak dini. Salah satunya yaitu membiasakan anak-anak selama penggunaan gadget, mulai dari pembatasan, memberikan pengawasan dan arahan agar tidak menerima informasi atau hal-hal negatif.Â
Tidak lupa juga untuk menjalani kehidupan nyata khususnya dalam hal mengisi tumbuh-kembang yang mana anak-anak sangat identik dengan dunia bermain sehingga salah satu aktivitas bermanfaat yang dapat dilakukan yaitu ditemani dengan permainan-permainan tradisional. Melalui permainan yang kental dengan interaksi sosial ini dapat mengembangkan segala aspek kehidupan, mulai dari cara berinteraksi, peningkatan pengetahuan dan kemampuan motorik, dan pembentukan karakter budaya bangsa.
    Generasi ini lahirnya sudah sangat berdekatan dengan teknologi modern yang serba canggih, akan tetapi bagaimanapun juga perkembangan zaman tidak dapat dibendung sehingga hal yang bisa dilakukan yaitu bagaimana dalam menyikapinya termasuk dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak. Baik pendidikan dikeluarga, sekolah, maupun masyarakat masing-masing memberikan peran yang saling mendukung.Â
Salah satu bentuk pemberian pendidikan dilingkungan masyarakat yang sangat memberikan dampak positif bagi anak-anak yaitu peran dari Senyum Anak Nusantara Chapter Salatiga. Program tahunan yang dilaksanakan salah satunya yaitu Sekolah Nusantara dengan memberikan edukasi baik pengetahuan, kreativitas, dan pembentukan karakter.Â
Melalui program ini juga Komunitas Hompimpa Semarang berkesempatan untuk menjalin kolaborasi dalam kegiatan Festival Permainan Tradisional dengan tema "Road Show Jateng Dolanan". Kegiatan semakin ramai karena telah dibersamai oleh teman-teman dari PKKM PJKR FIK UNNES dan KPOTI Jawa Tengah. Hal ini sebagai bentuk sinergitas dalam mengenalkan dan mengajak bermain permainan tradisional teman-teman di Salatiga agar tetap lestari.
     Kegiatan kolaborasi ini sudah dipersiapkan jauh-jauh hari dengan saling berkoordinasi satu sama lain. Pelaksanaan dimulai pukul 9 pagi dengan bertempat di Taman Kota Salatiga pada Minggu, 17 November 2024. Kegiatan diawali dengan perkenalan komunitas Hompimpa Semarang kepada anak-anak Sekolah Nusantara dan teman-teman dari SAN Salatiga. Â
Bertempat di  Joglo  depan,  kegiatan berlangsung menyenangkan dengan saling bernyayi dan bermain bersama.Â
Tidak hanya sampai sini saja, melainkan masih banyak permainan yang  akan dilakukan melalui kegiatan selanjutnya yaitu bermain di pos permainan. Bergeser dengan membentuk ular naga yang panjang  dengan saling berpegangan, tempat yang dituju untuk kegiatan selanjutnya yaitu dihalaman belakang.Â
Halaman yang bagian tengahnya terdapat lantai dasar sehingga area bermain dibuat keliling dengan masing-masing sudut terdapat pos  permainan. Permainan yang bisa dimainkan diantaranya egrang tali, gangsing bambu, donal bebek, dan engklek.Â
Proses bermain diatur dalam bentuk kelompok yang masing-masing kelompok juga ada pendampinya akan bergantian  menuju ke pos permainan, dengan  begitu setiap anak akan berkesempatan untuk mencoba dan merasakan semua permainan.Â
Selama jalannya bermain, terdapat koordinator yang memastikan waktu bermain di pos selama 15  menit telah selesai sehingga akan berpindah ke pos selanjutnya. Hal ini juga dapat membantu dalam mengkoordinir anak-anak untuk bermain dan tetap tergabung dalam kelompoknya  hingga 4 pos selesai.Â
Squid game dimainkan sebagai penutup dengan cara mengikuti instruksi  dan anak-anak bergerak melewati anak tangga yang ada dihalaman tengah. Perlahan namun pasti anak-anak berusaha utuk tetap tidak salah dalam melangkah dengan tanda yang diberikan. Baik peserta yang semangat dalam bermain dan para penonton yang ramai sangat antusias dan merasa senang selama jalannya kegiatan bermain.Â
     Kolaborasi sebagai bentuk saling bersinergi antara orang tua, SAN Salatiga, Hompimpa Semarang, dan KPOTI Jawa Tengah ini sebagai bentuk mengenalkan dan mengajak bermain permainan tradisional bersama agar budaya permainan tradisional yang memiliki peran penting khususnya dalam hal pendidikan tetap lestari tidak lekang oleh waktu.Â
Eksisnya permainan tradisional tidak hanya untuk mengisi waktu luang atau sekadar hiburan melainkan dapat  digunakan sebagai media dalam mendidik anak-anak menuju masa dewasa yang lebih baik. Oleh karena itu, marilah sama-sama saling melestarikan budaya permainan tradisionnal sebagai bentuk pengukuhan budaya dan jati diri bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H