Meskipun bukti sejarah yang tertulis tentang pletokan masih terbatas, beberapa sumber menunjukkan jejak keberadaannya di masa lampau:
- Relief Candi Borobudur: Beberapa relief di Candi Borobudur menggambarkan anak-anak yang bermain dengan tongkat bambu, yang diyakini sebagai bentuk awal pletokan.
- Manuskrip Kuno: Naskah-naskah kuno dari berbagai daerah di Indonesia terkadang menyebutkan permainan yang mirip dengan pletokan, seperti "etek-etek" di Jawa dan "senapan bambu" di Sumatera.
- Tradisi Lisan: Cerita rakyat dan legenda dari berbagai daerah di Indonesia juga sering kali menceritakan tentang permainan anak-anak yang menggunakan bambu sebagai senapan.
   Membuat pletokan sendiri tidaklah sulit dan hanya membutuhkan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
Bahan-bahan:
- Bambu sepanjang 30 - 40 cm dengan diameter 1 - 1,5 cm
- Potongan kertas basah, biji jambu, kembang, atau biji-bijian kecil (untuk peluru)
- Pisau cutter atau gergaji kecil
Langkah-langkah:
- Gunakan pisau cutter atau gergaji kecil untuk memotong bambu sepanjang 30 - 40 cm.
- Buatlah bilah bambu dengan diameter seukuran lubang bambu yang akan digunakan untuk pletokan
- Buat pegangan dari ruas bambu untuk tempat bilah bambu yang akan digunakan sebagai alat pendorong
Cara bermain:
- Siapkan kertas dan air untuk membasahi kertas
- Ambil sebagian kertas dan pastikan muat atau pas untuk dimasukkan kedalam lubang bambu pletokan
- Masukkan kertas basah atau peluru ke dalam lubang bambu, posisikan peluru dibagian ujung
- Masukkan lagi peluru ke dua dari lubang satunya, posisikan peluru ke dua berada dibagian tengah bambu
- Masukkan alat pendorong ke dalam bambu dari lubang peluru ke dua, posisikan pada bagian ujung untuk memberikan ruang tolakan
- Pegang kuat pletokan dengan salah satu tangan, satu tangan yang lain memegangi alat pendorong
- Setelah semua dirasa sudah siap, lakukan dorongan dengan kuat
- Peluru akan melesat keluar dari lubang bambu.
Menyelami Nilai Filosofi di Balik Keseruan Permainan Tradisional Pletokan
   Pletokan, atau dikenal juga sebagai senapan bambu atau etek-etek, bukan sekadar permainan tradisional yang menyenangkan. Di balik keseruannya selama memainkannya, terkandung nilai-nilai filosofi yang sarat makna dan mencerminkan kearifan lokal masyarakat Indonesia. Berikut beberapa poin penting yang dapat digali:
1. Kreativitas dan Keterampilan:
  Membuat pletokan membutuhkan kreativitas dan keterampilan dalam mengolah bahan-bahan sederhana menjadi sebuah mainan yang berfungsi. Proses pembuatannya melatih kesabaran, ketelitian, dan kemampuan memecahkan masalah.
2. Sportivitas dan Kerjasama:
  Permainan pletokan biasanya dimainkan secara tim, di mana kerjasama dan sportivitas antar anggota tim menjadi kunci utama untuk meraih kemenangan. Pemain belajar untuk saling menghargai, membantu, dan menerima kekalahan dengan lapang dada.