Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembiasaan Anti Intoleransi dalam Kegiatan Bermain

3 Juni 2024   09:55 Diperbarui: 3 Juni 2024   18:36 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Hompimpa Semarang

     Bermain menjadi bagian penting khususnya bagi anak-anak untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan kembangnya. Aktivitas yang biasanya dilakukan dengan suka rela dan gembira menjadi kesempatan untuk berinteraksi sosial. Kegiatan bermain akan lebih seru lagi jika dilakukan bersama teman-teman. Interaksi dalam bermain akan melakukan komunikasi, membuat suatu rencana, saling bekerjasama, hingga penyelesaian masalah secara bersama. Bentuk-bentuk interaksi tersebut sangatlah penting bagi seorang manusia yang hidup di dunia dengan saling berdampingan, terlebih lagi bagi anak-anak yang dalam proses penataan pondasi hidup agar terbiasa sebagai karakter yang baik dalam hal menjalin hubungan terhadap sesama.

      Bentuk penanaman karakter diperoleh mulai dari pendidikan orang tua, di sekolah, dan juga dari lingkungan masyarakat salah satunya melalui kegiatan bermain. Lingkungan yang sehat dalam mendukung tumbuh kembang anak akan memberikan dampak yang positif. Sayangnya perkembangan zaman yang tidak bisa dibendung sekarang ini menjadikan anak-anak lebih betah dirumah dengan ditemani gadgetnya. Tetapi dengan anak-anak yang terfasilitasi oleh gadget akan menjadikannya tidak peduli terhadap lingkungan salah satunya bentuk sikap merasa paling diatas dan memandang rendah orang lain sehingga tidak saling menghargai antar sesama atau intoleransi. Intoleransi diakibatkan adanya perasaan egois yang mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan atau perasaan orang lain. Sikap-sikap anti intoleransi perlu untuk dilakukan edukasi agar dapat terciptanya hubungan bersama yang lebih harmonis salah satu upayanya melalui kegiatan bermain permainan tradisional.

     Mengapa bermain?. Karena dalam suatu permainan tradisional berlaku yang namanya aturan permainan. Aturan yang berlaku tentunya tidak dibuat sepihak oleh salah satu pemain, melalinkan dari aturan yang sudah berlaku didaerah bisa juga diatur dan disepakati lagi secara bersama sehingga tidak akan ada salah satu pihak yang merasa diuntungkan atau mencari keuntungan. Tidak ada pihak yang berperan sebagai pengadil seperti wasit dalam olahraga, tapi bagi pemain yang bermain diluar aturan tetap tidak diperbolehkan. Hanya berdasarkan aturan yang ada akan memberikan kesadaran bahwa untuk menjalankan permainan terdapat aturan yang berlaku sehingga jika tidak mengikuti aturan akan dianggap melanggar aturan yang telah dibuat bersama dan mengalami kekalahan. Dan satu-satunya jalan terbaik yaitu memenangkan permainan dengan menggunakan aturan yang berlaku. Dalam hal ini dapat memberikan pembiasaan kepada para pemain untuk bertindak secara bersama.

     Bentuk kepedulian atau tidak mementingkan diri sendiri juga dapat atau berlaku dalam momen bermain yang lain. Yaitu bagi seseorang yang secara kemampuan dianggap tidak dapat mengikuti jalannya permainan akan diberikan kesempatan bermain dengan menjalankan peran sebagai "Krupuk Bawang" (istilah pura-pura bermain di daerah Pati). Krupuk Bawang biasanya berlaku pada pemain yang memiliki usia lebih rendah dan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Peran ini biasanya berlaku dalam permainan seperti petak umpet, kucing-kucingan, dan permainan lainnya yang dalam jalannya permainan terdapat satu penjaga. Bentuk kepeduliaan ini biasanya diberikan agar pemain tersebut sama-sama bisa bermain dengan aturan khusus bagi yang memiliki segala keterbatasan dan tetap merasa senang.

     Keunikan lain yang didapatkan dari kegiatan bermain dalam membiasakan anak-anak agar lebih baik dalam menjalin hubungan pertemanan yaitu tujuan dari permainan. Tujuan dari bermain salah satunya yaitu memperoleh perasaan gembira/senang, untuk merasa gembira pemain harus benar-benar sepenuhnya hadir baik pikiran, perasaan, dan fisiknya. Keunikan dari kegiatan bermain permainan tradisional terletak pada proses memperoleh perasaan gembira yang didapatkan selama jalannya permainan. Jadi mulai dari awal, kemudian berjalannya permainan, hingga permainan selesai pemain akan merasa gembira secara penuh. Berbeda dengan permainan modern sekarang yang dilakukan dengan menggunakan gadget, pemain akan merasa gembira hanya apabila dapat memenangkan permainan. Melalui permainan anak-anak akan saling bekerja sama, bagi yang berperan sebagai penjaga akan berusaha dengan sungguh-sungguh, jika memenangkan permainan akan bertindak tidak sombong, dan lain-lain. Begitulah sejatinya kegiatan bermain yang menjadi dunia bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang.

     Perkembangan teknologi sekarang ini memberikan keterbatas terhadap keleluasaan dalam menjalin hubungan dengan teman. Adanya informasi atau tayangan yang beragam tidak menutup kemungkinan informasi atau hal yang diterima khususnya bagi anak-anak juga akan memberikan dampak negatif seperti perilaku bullying, membedakan teman, hingga penolakan budaya orang lain. Anak-anak yang sehari-hari lebih banyak berhadapan dengan gadget tanpa adanya kontrol terhadap informasi atau tayangan tentu akan banyak hal-hal yang tidak sewajar usia anak tersebut terima. Akan berbeda jika anak-anak lebih sering melakukan kegiatan bermain, anak-anak akan mengeksplore tumbuh kembangnya melaui jalinan interaksi yang dilakukan, mengoptimalkan daya imajinasi, dan belajar hal-hal baru secara langsung serta lebih mampu dalam menjalin hubungan sosial.

Dokumen Hompimpa Semarang
Dokumen Hompimpa Semarang

      Bermain memang sudah menjadi dunia bagi anak-anak, begitupun sikap yang dimiliki oleh anak-anak sedari dini harus mulai dibiasakan agar dapat saling menghargai terhadap sesama. Bentuk pembiasaannya dapat diperoleh melalui kegiatan bermain permainan tradisional yang dapat mengembangkan karakter mandiri, tidak egois, peduli terhadap sesama sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis. Oleh karena itu agar pembiasaan karakter yang baik dapat dimiliki, tentu anak-anak perlu arahan dan pendidikan baik dari orang tua, guru, dan masyarakat, serta bagi anak-anak sendiri untuk bermain agar mengetahui dunia yang ada diluar bukan hanya dunia maya saja. Anak-anak yang bermain bersama teman-temannya dengan esensi permainan yang sesungguhnya akan terbentuk karakter yang baik dengan sendirinya. Sehingga seseorang yang intoleransi menandakan bahwa tidak pernah melakukan kegiatan bermain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun