Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hilangnya Eksistensi Permainan Rakyat atau Tradisional

5 Februari 2024   08:36 Diperbarui: 8 Februari 2024   02:29 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi (Banjir Kanal Timur)

Era modern juga menjadikan ketersediaan alat canggih yang lebih mudah didapatkan atau diaskes, tanpa harus membuat terlebih dahulu seperti alat-alat permainan tradisional. Hari demi hari karena alat yang didapatkan lebih mudah akan menjadikan daya minat semakin bertambah apalagi dengan tampilannya yang lebih menarik, hal ini menjadikan permainan tradisional semakin tersingkirkan.

  • Kurangnya kepedulian generasi sebelumnya untuk mewariskan

Masyarakat seiring perkembangan zaman juga mengalami perkembangan terhadap pola pikir. Kebutuhaan-kebutuhan setiap harinya menjadi berbeda dibandingkan pada masa tradisional dulu. Hal tersebut sudah tidak dapat dibendung lagi, sebab segala informasi sudah dapat dengan mudah diakses sehingga menjadikan berbagai pengaruh khususnya terhadap kebutuhan hidup juga menjadi semakin beragam. 

Oleh karena itu hal-hal yang dirasa sudah tidak dibutuhkan menjadi tergantikan, contohnya permainan rakyat atau tradisional tergantikan oleh game online atau gadget.

  • Minimnya peran orang tua

Pendidikan yang paling utama dan pertama bagi anak-anak didapatkan dari peran orang tua. Sebelum mengenal lingkungan dan mendapatkan pendidikan secara formal, orang tua memberikan pendidikan sebagai pondasi awal bagi anak-anak. 

Karakter, kecerdasan, dan kreativitas dapat dimiliki oleh anak-anak berkat campur tangan orang tua salah satunya melalui permainan tradisional. Akan tetapi dengan kebutuhan orang tua yang semakin beragam, mengakibatkan waktu dan pendidikan untuk anak-anak tidak diberikan. Hal tersebut menjadikan anak akan lebih bebas tanpa adanya kontrol dalam melakukan sesuatu tanpa adanya pengarahan sehingga anak menjadi liar atau berkemungkinan memperoleh pengaruh negatif lebih besar.

Bagaimanapun perubahan zaman akan semakin berkembang, apa yang menjadi budaya dari luar harus tetap disaring dan atau dihubungkan sebagai bentuk upaya pembaharuan budaya agar dapat mengembangkan (memajukan/menyempurnakan) atau memperkaya (menambah) kebudayaan bangsa sendiri. 

Budaya bangsa Indonesia bagaimanapun juga harus diwariskan  agar selalu lestari dan eksistensinya tetap terjaga, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan pengenalan dan edukasi secara berkelanjutan sebagai bentuk pemberian pedoman dasar untuk menjalani kehidupan bermasyarakat.  Turun-temurunnya budaya kepada setiap generasi menjadikan bangsa Indonesia mampu menjadi dirinya sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun