Mohon tunggu...
Sony Sugiharto
Sony Sugiharto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teman Bermain

Menceritakan aktivitas bermain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Congklak/Dakon

30 Desember 2023   10:35 Diperbarui: 7 Januari 2024   08:18 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

   Permainan Congklak dianggap menjadi permainan paling tua didunia yang berasal dari timur tengah atau Arab, permainan ini menyebar ke Afrika dan Asia khususnya kawasan Melayu melalui dagang dan dakwah. Congklak merupakan permainan yang dimainkan oleh dua orang yang saling duduk santai berhadapan, cara bermainnya dengan memindahkan biji/buah congklak yang biasanya terbuat dari kerang, biji-bijian, atau plastik berjumlah 98 (14 x 7) kedalam masing-masing lubang kecil atau yang disebut sumur. Papan congklak biasanya terbuat dari bahan kayu atau plastik, terdapat 16 lubang dengan bentuknya yang beragam, ada yang sederhana, berbentuk kapal, naga hingga bentuk ukiran yang indah lainnya. Setiap pemain memiliki 7 lubang kecil/sumur yang awalnya masing-masing lubang diisi 7 biji congklak dan terdapat 1 lubang besar kosong (sebelah kiri/kanan masing-masing pemain) yang dinamai gudang di ujung papan. Berikut cara bermaiannya:

  • Pemain terlebih dulu menyiapkan alat congklak dan mengisi setiap sumur dengan biji-bijian congklak berjumlah 7 buah
  • Setelah pemain siap, kemudian melakukan suit/suwit/sut untuk menentukan pemain yang pertama atau giliran bermain
  • Permainan dimulai dengan memilih sumur yang ada di hadapannya terkecuali milik lawan, setelah itu mengambil biji congklak untuk dipindahkan secara memutar searah jarum jam. Biji congklak yang diambil harus dijatuhkan satu persatu sesuai dengan lubang yang dilewati dan juga mengumpulkan di lubang besar/gudang milik sendiri disebelah kiri pojok papan congklak dengan berusaha mengumpulkan sebanyak-banyaknya
  • Ketika biji congklak terakhir jatuh di sumur yang memiliki biji congklak lain, maka pemain tersebut dapat mengambil biji congklak dan melanjutkan putaran sampai biji terakhir yang dipindahkan berada pada sumur yang kosong (jika sumur milik sendiri maka berhak mengambil biji-biji congklak yang sejajar di sumur lawan lalu meletakkan di gudang, namun jika berakhir di sumur kosong lawan maka cukup meletakkan biji congklak terakhir) baru setelah itu berganti giliran bermain. Tetapi jika biji congklak terakhir jatuh digudang maka pemain berkesempatan memilih sumur yang ada biji congklaknya kemudian menjalankan permainan lagi
  • Akhir permainan congklak adalah ketika semua sumur kosong, dan semua biji terkumpul di gudang atau jika permainan harus berhenti karena pemain tidak dapat menyelesaikan  
  • Pemenang di tentukan dari jumlah biji terbanyak yang berada di gudang milik masing-masing pemain

   Permainan Congklak juga memiliki filosofi sederhana, yaitu tujuh jumlah lubang kecil/sumur yang dimiliki masing-masing pemain dan jumlah bijinya diibaratkan jumlah hari dalam satu minggu (7 hari). Dalam hal ini artinya setiap orang memiliki jatah waktu yang sama dalam satu minggu yaitu tujuh hari. Pada saat bermain congklak pemain akan mengambil biji congklak dari satu sumur untuk digunakan mengisi sumur yang lain. Maknanya yaitu setiap hari yang dijalani akan mempengaruhi pada hari-hari selanjutnya. Biji yang diambil kemudian untuk mengisi sumur yang lain juga memiliki makna bahwa hidup harus memberi dan pada akhirnya juga akan menerima.

Manfaat bermain congklak:

Berpikir kritis

   Selama jalannya permainan congklak tidak hanya mengambil dan menaruh satu-persatu biji congklak, melainkan terdapat strategi agar pemain dapat terus menjalankan giliran bermainnya. Dengan dapat mempertahankan giliran bermainnya tentu biji congklak yang akan terkumpul di gudang semakin banyak, hal ini dapat dilakukan dengan berpikir kritis untuk menentukan strategi.

Melatih kejujuran

   Nilai kejujuran dapat diterapkan ketika pemain mengambil dan menyebar biji congklak satu-persatu, tentunya pemain lawan tidak perlu sampai memperhatikan apakah biji congklak telah diambil semua dan disebar secara merata pada setiap sumur. Sesuai dengan aturan permainan tentu para pemain tidak boleh melakukan kecurangan.

Melatih kesabaran

   Nilai kesabaran dapat dibiasakan pemain dengan menunggu giliran bermain dan ketika permainan selesai masing-masing pemain tidak mempermasalahkan hasil menang atau kalah selama bermain, melainkan saling menerima dan dalam perasaan senang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun