Sungguh tak bisa kita pungkiri, semua orang kini bisa menggenggam dunia dalam tangannya. Bukan karena telapak tangannya luas atau tinjunya kuat, namun semua berkat teknologi jaringan yang terhubung satu sama lain. Dan sekarang teknologi yang bernama internet itu sudah termasuk dalam keranjang belanja bulanan kita.
Demikian pula saya yang sampai detik ini betah menggunakan IndiHome sebagai penyedia jasa layanan Internetnya Indonesia. Banyak manfaat internet yang bisa saya dapatkan misalnya mengikuti rapat online, hiburan dengan scroll medsos atau menonton film kesukaan melalui aplikasi berbayar. Orang tua saya yang kini sudah pensiun pun juga telah mahir dan candu menggunakan internet bahkan siaran di Tv yang kini semakin lengkap menembah keseruan dirumah.
Jadi tunggu apalagi, segera berlangganan IndiHome. Internetnya lancar membuat aktivitas tanpa batas.
Dunia dalam genggaman bukanlah kemustahilan, saya percaya itu bisa kita lakukan hanya dengan sentuhan jari dan sekarang semua orang bisa melakukannya tak terkecuali masyarakat didesa. Saya sebagai orang kota yang pernah mengabdi didesa menyaksikan betul bagaimana nilai kemanfaatan internet diwilayah pedalaman. Hal ini memunculkan dampak perubahan arus sosial yang masif bagi seluruh masyarakat disegala bidang.
Masih teringat jelas dibenakku, bagaimana  saya dan teman-teman yang tergabung dalam Program Nusantara Sehat berbasis team dari Kementerian Kesehatan sukses menjalankan pengabdian kami selama dua tahun. Tujuan dari program ini ialah untuk membantu pelayanan kesehatan didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
Pada Agustus 2017, saya dan beberapa teman dikirim kedaerah pelosok dalam rangka membantu jangkauan akses layanan kesehatan, tepatnya di Puskesmas Pinogu, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Secara geografis wilayah Kecamatan Pinogu terletak ditengah hutan lindung Nani Wartabone. Perjalanan dari pusat Kota Gorontalo menuju Pinogu ditempuh selama kurang lebih 12 Jam menggunakan motor trail yang telah dimodifikasi.
Pertama kali mendengar nama wilayah ini, saya kemudian mencoba iseng untuk melihat lokasinya menggunakan Google Maps. Dan hasilnya sungguh diluar dugaan. Tak ada perumahan, tak ada bangunan, tak ada apapun yang menunjukkan suasana kehidupan, yang ada hanyalah sekumpulan tanah berwarna hijau dan gambar aliran sungai.
Kecurigaan dan rasa kuatirku semakin menjadi-jadi setelah salah seorang pendamping dari Dinas Kesehatan setempat mengatakan disana memang tak ada sinyal, listrik pun hanya menggunakan panel surya. Dan benar saja setelah menginjakkan kaki disana, jangankan internet, sinyal untuk menelpon atau SMS saja enggan untuk ditemui alias nihil. Sungguh miris betul fasilitas publik didesa ini.