Yang saat itu ia lakukan ialah mengajak warga sekitar untuk diskusi dan ngobrol. Sambil duduk melingkar, diskusi diawali dengan makan bersama. Setelah makan, ketawa-ketawa, cerita seadanya dan boomm... Masyarakat dengan iklas dan senang hati mau direlokasi.
Politik senyam-senyum Pak Jokowi ini sangat memikat. Yang tadinya berkeras hati menolak kini dengan terbuka tangan untuk menerima. Yang tadinya tak ingin pergi,kini mau direlokasi dengan baik-baik. Tak ada jatuh korban dan Jokowi tetap mendapat sanjungan dari warga sekitar.
Begitupun dengan yang ia lakukan di Kalimantan Timur. Narasi yang selama ini digemborkan bahwa Presiden Jokowi melukai hati masyarakat adat setempat kini telah terbantahkan. Sajak-sajak tersebut kini pupus kala Tokoh Adat disana telah memberikan lampu hijau agar presiden jokowi mau pindah ke kalimantan Timur.
Kebijakan legislasi hingga pola pengambilan hati ke hati yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah khazanah politik yang indah. Namun sekali lagi yang perlu kita garis tebal dengan infromasi diatas ialah semoga Pak Jokowi tidak mengkhianati rakyat. Yang saya maksud ini, kadang kala janji politik terlaksana dari dari rencana.
Masyarakat di Kalimantan Timur adalah penduduk yang akan paling banyak menerima pengaruh dari kebijakan ini. Mereka, khususnya para tokoh adat dan masyarakat telah menaruh sebuah pelabuhan harapan agar Presiden Jokowi serius dengan IKN dan tidak setengah hati.
Jika proyek ini mangkrak dan tidak berjalan seperti yang diundangkan, maka tentu saja masyarakat secara keseluruhan akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah. Dukungan 100 persen dari Tokoh Adat dan Masyarakat harus dijaga dan dibuktikan dengan kerja kerja dan kerja.
Selamat untuk pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah mendapat dukungan penuh dari Kalimantan Timur. Walau di Jakarta banyak tantangan, namun optimisme baru telah terbuka. Kalimantan Timur harap bersiap, Ibukota Baru akan datang....
