Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dua Anak Jokowi dalam Bayang-Bayang KPK, Ujian Berat Bagi Firli Bahuri Dkk

12 Januari 2022   16:14 Diperbarui: 12 Januari 2022   17:03 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : JatengTribunews.com

Bukan hanya karena Gibran dan Kaesang adalah anak presiden, tapi keduanya juga adalah pengusaha tulen. Diberitakan bahwa dua kakak adik ini memiliki relasi bisnis yang terbilang cukup luas. Apalagi mereka adalah pebisnis muda. Dan belakangan, siapa yang tak mengenal mereka.

Citra sebagai anak presiden memang istimewa. Megawati misalnya. Ia sampai saat ini mampu memimpin partai pemenang Pemilu PDI-Perjuangan hingga puluhan tahun. Sampai tulisan ini diketik,  simpatisan partai menyebut tak ada figur yang layak untuk menggantikan dirinya ditampuk kekuasaaan.

Lalu ada Puan Maharani, sang cucu presiden Soekarno, anak dari mantan Presiden Megawati. Ia kini duduk sebagai ketua DPR RI. Privelege yang ia terima sungguh membuat orang sama-sama paham. Itu belum lagi dengan anak-anak presiden yang lain.

Yang teranyar misalnya Agus Yudhoyono. Anak dari presiden SBY. Mundur dari pangkat mayor, lalu mencalonkan sebagai Gubernur DKI. Walaupun gagal ke Balai Kota, Agus kini menjadi ketua umum Partai Demokrat.

Walau KPK sudah menegasikan bahwa tak pandang bulu dengan latar belakang dari orang yang diperiksa (terperiksa), kita tentu  harus mengawal kasus ini dengan sergapan mata yang melek. Pasalnya, KPK bukan hanya sekali ini beririsan dengan anak presiden, tetapi sudah berulang kali.

Bila kita berkaca dengan kasus yang lalu, KPK sempat dibuat mati kutu dengan embel-embel  trah keluarga presiden. Silahkan kalian periksa, ketika sebuah kasus mega korupsi sedang berjalan, nama dari Ibas Yudhoyono ikut terseret-seret.

Dalam megahnya ruang persidangan, dimana rakyat menyandarkan keadilannya pada palu hakim dan jubah jaksa, KPK saat itu nyatanya tak berani memanggil Ibas. Padahal nama ibas berapa kali disebut dalam kasus Hambalang serta kasus lainnya. Lantas apakah hal ini akan terulang pada kasus Gibran dan Kaesang?

Melansir dari berbagai media, saat itu penyidik KPK memang sudah mengsulkaan agar Ibas dipanggil ke KPK. Namun rencana itu gagal karena alasan yang tidak jelas. Mungkin karena KPK takut, mungkin juga KPK telah dibegal ditengah jalan atau bisa saja pimpinan KPK saat itu sudah diwanti-wanti pihak istana.

Padahal pada saat itu, KPK yang dinahkodai Abraham Samad terkenal sangar dan tajam. Abraham dkk dinilai berbagai pihak telah berhasil menjerat koruptor-koruptor kelas kakap selama kurang lebih 3 tahun memimpin KPK. Mulai dari Menteri, Jenderal Polisi bahkan Ketua Umum partai pemenang Pemilu juga dipaksa harus mendekap di hotel prodeo oleh lembaga anti rasuah ini karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi.

Persamaan dari kasus ini adalah reaksi diantara keduanya. Ibas pada saat itu menyatakan siap bila ingin diperiksa KPK. Demikian juga dengan Gibran. Dalam keterangannya, Gibran mengaku siap menjalani proses hukum jika terbukti melakukan pelanggaran.

Sebagai warga negara yang baik, dan sebagai putra mahkota, sikap keduanya menurut saya ibarat makanan basi. Tak ada yang beda, tak ada yang mengesankan. Seharusnya keduanya melakukan fight back, sehormat-hormatnya sebaik-baiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun