Indonesia hari ini memiliki kabar gembira. Selain Kulit manggis yang kini sudah ada ekstraknya, negara kita juga telah melaksanakan vaksinasi melawan virus covid-19. Momentum luar biasa tersebut ditandai dengan suntikkan pertama vaksin sinovac dilengan kiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang dilaksanakan diistana negara.
Tidak hanya presiden, tetapi juga beberapa perwakilan tokoh bangsa, lintas agama dan lintas masyarakat, ada Wapres, ada Panglima TNI, Kapolri, Raffi Ahmad dan masih banyak lagi. Tak perlu saya sebutkan satu persatu, nanti para buzzerRp semakin kepanasan.
Hasilnya? Setalah menunggu 30 menit untuk memantau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), presiden dan beberapa penerima vaksin lainnya, terlihat anteng-anteng saja, seanteng Deny Siregar yang selalu mengajak penggemarnya untuk menyuruput kopi diakhir video youtubenya. Barang tentu para oposisi akan semakin kepanasan lagi. Bingung mau koementar dan nyinyir soal apalagi terkait pelaksanaan vaksinasi covid-19.
Namun, namanya oposisi, tak ada gading yang tak retak. Mereka selalu bisa mencari celah dan memanfaatkan segala cara untuk membenamkan antusiasme publik terhadap momentum luar biasa ini. Tidak tanggung-tanggung, kali ini, yang digiring adalah opini dari Ibu Ribka Tjiptaning, yang mana beliau notabene berasal dari partai yang sama dengan Presiden, PDI-Perjuangan.
Tetapi saya, akan fokus mengajak membaca untuk sama-sama memahami bacotan Ribka Tjiptaning yang sudah kepalang tanggung menghiasi rona jagad maya yang semakin semrawut.Video argumentasi Ribka, tiba-tiba viral dan dijadikan bom atom untuk menyerang istana, khususnya Joko Widodo. Lantas apa isi bacotan Ribka. Pelan-pelan bacanya Lurrr dan jangan lupa seruput dulu kopinya...
Video viral Ribka memuat tiga poin besar, yaitu...
Pertama, Ribka mengkritisi kebijakan Presiden Joko Widodo yang menunjuk Budi Sadikin sebagai menteri kesehatan. Anggota Legend di Komisi IX ini nampaknya kurang respect dan aware terhadap penujukan non-dokter sebagai Menteri. Katanya demikian :
"Saya pikir Menteri Kesehatannya Prof. Kadir. Loh meleset. Presiden Jokowi ini pembisiknya siapa. Kok ga jelas"
Opini beliau ini, saya rasa sah-saja. Mengingat beliau adalah legend di Komisi IX dan telah memiliki jam terbang tinggi, setinggi langit diangkasa dalam dunia praktisi kesehatan serta dalam bidang kebijakan kesehatan dinegeri ini. Hilangnya latar belakang dokter sebagai Menkes menjadi permulaan pertama yang menurunkan harkat dan martabat seluruh dokter. Padahal ada begitu banyak senior dokter yang secara pangkat dan rekam jejak, layak ditunjuk sebagai menkes.
Dari sudut pandang lain, reformasi dunia kesehatan tanpa dipimpinan oleh dokter tentu memberi pengalaman pahit dalam dunia kepemimpinan dokter dan seluruh koleganya. Namun, apa mau dikata. Presiden Joko Widodo memiliki hak prerogatif dalam menujuk siapa pembantunya. Yah, Bu Ribka Harus legowo dan berhati besar untuk menerima itu . Toh bila hendak memajukan bangsa dan negara, semua anak bangsa diberikan kesempatan dan peluang yang sama untuk berkarya.