Memang kenapa kalau lulusan S2 bekerja sebagai ART? Salahnya dimana? Keadaan Omm Keadaan!!!
HKeadaan bagaimana? Ya begitulah. Dibawah kolong langit ini segala sesuatu bisa terjadi, seperti misalnya perempuan bisa hamil jika berenang dalam kolam renang  dengan laki-laki, nasi anjing tapi isinya makanan halal atau telur rebus disebut bisa mencegah penyebaran corona. Itulah fenomena bumi pertiwi yang kadang sulit dimengerti.
Pepatah tua ada berbunyi "Hujan emas dinegeri orang, hujan batu dinegeri sendiri, mending di lembur sorangan" atau "Makan tidak makan asal kumpul". Apa-apan tuh. Tiap masa memang memerlukan dalil dan pembenarannya masing-masing. Etdaaaah~~~
Begitupulah dengan kabar yang menyebut  bahwa seorang lulusan S2 melamar sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) disalah satu perusahaan yang bergerak dalam menyalurkan jenis ketenagakerjaan jenis ini. Memang salahnya dimana? Bukankah ia juga butuh makan.
Jangan langsung main hakim sendiri yah. Saya belum sampai pada titik final tulisan  ini.
Dalam pemberitaan detik.com, disebutkan disana bahwa LPK Tiara Kasih Bunda Irena mengaku kedatangan 2 pekerja dengan latar pendidikan cukup tinggi dengan waktu yang berbeda. "Yang satu S2, yang satu lagi sarjana. Itu mereka melamar loh."
Jika informasi ini bocor ke emak-emak kompleks, pastilah  jadi topik omongan yang super fantastis bersama kang sayur keliling.  Tapi sayang, kang sayurnya udah gak jualan karena corona. Ngebahasnya di WAG aja... Hiya hiya hiya...
Informasi ini cukup memutarbalikkan dogma kita yang selama ini berpegang teguh pada prinsip bahwa dengan sekolah kita bisa meraih impian. Menjadi orang besar, punya pendapatan selangit dan sudah barang pasti tidak susah mencari kerjaan.
Perihal ini tentu sedang menggambarkan kejadian yang sekarang ini nampak. Ekonomi yang sedang melambat karena gempuran wabah cobid-19 menyebabkan gelombang arus PHK yang tinggi. Dampaknya pun membuat orang-orang untuk sulit bekerja.
Alhasil, efek domino ini menyasar semua orang tanpa memandang latar belakang pendidikan dan keahlian.