Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Realisasi Perpres Kartu Pra-Kerja Akan Seperti Apa?

6 Maret 2020   23:07 Diperbarui: 6 Maret 2020   23:09 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manfaat dari kebijakan ini adalah memberikan modal/ongkos bagi peserta yang telah lulus pelatihan untuk mencari kerja.

Ilustrasi foto (sindonews.com)
Ilustrasi foto (sindonews.com)
Selama masa pelatihan, pendaftar akan mendapat 100 ribu dan setelah menyelesaikan masa pelatihan maka akan diberikan 500 ribu. Pemberian uang ini agar saya  bisa nelpon, naik angkot, bisa sarapan, karena saya mggak punya duit, ujar Kepala Staff Kepresidenan, Moeldoko.

Kemudian meme satire tentang pengangguran akan digaji bersiliweran dilini massa.

Namun bukanlah itu masalahnya. Masalahnya adalah bagaiamana angkatan kerja mampu menyediakan lapangan kerja dan mudah diterima sebagai pekerja dengan kompetensi yang layak dan kompetitif. Hak-hak sebagai pekerja pun juga masih menjadi PR besar pemerintah.

Tujuan kartu prakerja ini sebenarnya lebih kepada penyiapan angkatan kerja yang berkualitas. Semata itu sebenarnya mengarah pada polarisasi angkatan kerja yang modern dan meninggalkan gaya kerja yang lama.

Siapa sangka dengan meledaknya era globalisasi ini akan menimbulkan peluang-peluang usaha baru. Namun, peluang usaha itu juga akan hidup dan tumbuh jika dibarengi dengan pendapatan yang meningkat, kesenjangan yang menurun serta subsidi pemerintah dalam sektor ekonomi kerakyatan yang berdasarkan pada asa gotong royong dan pelibatan aktif para pengusaha-pengusaha muda.

Menarik untuk menunggu realisasi dari Perpres ini. Satu lagi janji politik Presiden kita sedang dilaksanakan. Harap-harap cemas dengan adanya kartu prakerja ini semoga bisa membawa rakyat dalam siklus hidup yang sejahtera bukan menderita. Atau mungkin saja rakyat lebih memilih mendapat gaji pengangguran daripada bekerja dengan upah yang tak sebanding.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun