Mohon tunggu...
Setyo Kurniawan
Setyo Kurniawan Mohon Tunggu... -

terbuka untuk berbagi dan mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lombok Manis

26 Desember 2012   10:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini adalah kali pertama aku pergi keluar pulau. Lombok. ya,,pertama kali, karena biasanaya aku adalah orang rumahan yang tidak tahu dunia luar sebenarnya, hanya berkutat pada hal - hal yang itu - itu saja dan hidup teratur yang membosankan. Lingkaran rutinitas yang sangat kecil. Pemandangan luar hanya aku tahu dari sekedar membaca dan mendengar. Tanpa merasakan bagaimana sebenarnya berada pada lingkungan yang benar - benar luar dan baru dengan segala resiko nyata yang mungkin dihapadi.

Awal sebelum sampai pada pulau indah ini, tak ada bayangan sedikitpun mengenai kehidupan disini utamanya teritori sosial penduduk Lombok, segala hal yang aku tahu teoritisnya dari bacaan dan cerita aku hilangkan dari ingatanku, ini adalah nyata pikirku, aku tak mau terlalu subyektif apabila nanti keadaannya berbeda dengan yang aku tahu selama ini. yang terabyang di otakku adalah orang dengan budaya agak ke-Timur Indonesia yang mungkin mereka relatif lebih keras dari orang Jawa yang terkenal lembut dalam bertutur kata.

Sampai pada pulau tujuan aku disuguhkan oleh keindahan alam yagn luar biasa, hijau, segar, pohon - pohon masih berdiri disana - sini, banyak burung yang bebas terbang kemanapun mereka mau. memang sungguh indah pulau ini. Masjid berdiri dimana - mana dan difungsikan, tidak hanya didirikan saja, baik masjid yang baru dalam tahap pembangunan ataupun masjid - masjid yang sudah kokoh berdiri bahkan masjid tua yang masih kuat meneriakkan adzan tiap waktu sholat. Penduduk yang masih menjaga budayanya. Setiap waktu shalat menjelang, sebelum dikumandangkannya adzan ramai setiap masjid memutarkan suara alunan Al-Qur'an dari menara - menara masjid. Seperti pesantren saja pikirku.

Ternyata mereka jauh berbeda seperti apa yang saya bayangkan selama ini, orang - orang disini baik, ramah dan berjiwa sosial tinggi. Aku singgah sementara dirumah penduduk, teman dari taman saya yang sudah lebih dulu tinggal disini. Mereka menyambut dengan suka cita seprti mendapat keluarga baru, meraka begitu terbuka dan apa adanya. Sungguh ini keadaan yang tak pernah aku bayangkan dan belum pernah aku dapat sebelumnya. mereka berbaur satu sama lain, saling menerima dan kepedulian yang sangat besar. Bahkan aku merasa seperti bukan orang asing baru yagn dibarukan di lingkungan keluarga ini. Kesederhanaanya dan rasa syukur mereka membuatku iri. Mereka begitu bahagia dengan saling berbagi satu sama lain. Mendapat apa yagn tidak dipunyai dan memberi apa yang mampu diberikan.

Aku seperti mendapat keluarga baru disini, keluarga yang sungguh sangat indah entah dimana lagi akan aku dapatkan selain disini. Bercanda gurau dengan mereka seperti lingakar bumi hanya ada dirumah ini. Terima kasih untuk sambutan indah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun