Pada kenyataannya banyak pemuda yang terjebak budaya pandang luar.
Tanpa mau tahu bagaimana keadaan didalamnya, dia membeberkan apa yang dia lihat seolah begitulah seluruh isi.
Tanpa bercermin bahwa disitulah ia pernah hidup / hidup, disitulah ia pernah dibentuk untuk menjadi orang yang selalu membangun, bukan merusak dan menambah rusak yang telah rusak, bukan menghilangkan motivasi untuk bergerak, bukan membesar - besarkan hal negatif yang tak sebanding dengan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki, bukan merusak "dirinya" sendiri.
Sesuatu yang sedang membutuhkan motivasi untuk menambal sisi - sisi yang bocor tapi ia malah mencari kenyamanan dan "pandangan depan" diluar.
Sesuatu yang sedang menunggu masukan baik yang membangun tapi ia malah menjejali pandangan - pandangan skeptis dan lebih memuji hal diluar yang terlihat bagus padahal sebenarnya tidak tahu apa - apa tentangnya.
Terus terang aku agak niris melihat pola pikir saudara - saudaraku yang tidak mempedulikan apa yang ia punya dan lebih mencari yang orang lain lihat.
Ia akan senang kalau banyak orang yang memuji dirinya walaupun ia dipuji hanya karena lontaran - lontarannya yang sedikit berani dan tidak berpikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H