Perjuangan tidak kenal lelah yang ditunjukkan pasukan Timnas Garuda saat melawan Irak harus berakhir pahit. Hakim Garis, Wasit dan Video Assistant Referee (VAR) tidak bekerja dengan baik sebagai tim pengadil. Percuma sudah didukung dengan teknologi VAR, jika kinerja pengadil di lapangan tidak optimal.
Timnas Indonesia jelas sangat dirugikan, atas Keputusan kontroversial yang diambil oleh Wasit asal Uzbekistan, Ilgiz Tantashev dan Wasit VAR. Padahal tim asuhan Coach Shin Tae-yong (STY) sedang bangkit karena baru saja menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Gol dari Mohanad Ali dimenit ke-17, berhasil disamakan oleh Marselino Ferdinan pada menit ke-37 melalui skmea serangan yang sangat cantik.
Sayangnya, saat permainan Indonesia sedang enak ditonton. Tiba-tiba lahirlah Gol Kedua Irak yang dicetak oleh Osama Rashid di menit ke-45+7. Sebenarnya gol ini tidak sah, karena didahului proses offside terlebih dahulu. Namun sayangnya, tim pengadil yang bertugas kurang jeli.
Dalam prosesnya, di menit ke-45+7 Irak membangun serangan dari sisi kanan, Ali Adnan yang mendapatkan pengawalan ketat Marselino Ferdinan, mencoba menggiring bola untuk bisa mengirimkan bola ke lini pertahanan Indonesia.
Kemudian bola berhasil diumpankan oleh Ali Adnan, hal ini menghadirkan kemelut berbahaya bagi lini pertahanan Indonesia. Bola berhasil dijangkau Osama Rashid, sontekan kaki dari Osama Rashid, mengarah ke Mohanad Ali.
Sebelum Mohanad Ali melakukan tandukan bola, Jordi Amat sudah mengangkat tangannya terlebih dahulu sebagai tanda ke hakim garis, bahwa posisi Mohanad Ali dalam posisi offside.
Jika hakim garis lebih jeli, seharusnya dari proses serangan pertama Irak ini, hakim garis sudah mengangakat bendera sebagai tanda offside untuk pemain Irak, Mohanad Ali. Jika hakim garis mengangakat bendera maka CASE CLOSED! Tidak ada gol untuk Irak.
Namun hakim garis dan wasit membiarkan laga tetap play on. Kemudian penyelamatan Ernando Ari dan sapuan Rizky Ridho jadi tak berguna, karena Rafael Struick gagal dalam melakukan olah bola dengan baik.
Hal yang seharusnya dilakukan secara simpel oleh Rafael Struick, malah dibuat lebih rumit, sehingga dari kesalahan inilah terjadi gol yang dicetak Osama Rashid.