Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Blunder Fatal Wasit, Rugikan Timnas U-23 dan Shin Tae-yong

27 Agustus 2023   03:03 Diperbarui: 27 Agustus 2023   03:16 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong kecewa terhadap kepemimpinan wasit di laga final Piala AFF U-23. (Foto: Dok. PSSI)

Coach Shin Tae-yong nyaris memberikan gelar perdana untuk Indonesia, sayangnya blunder fatal wasit menggagalkan usaha para punggawa Garuda muda untuk meraih gelar juara Piala AFF U-23 2023.

Bertanding di laga final melawan Tim Vietnam U-23, di Stadion Rayong, Thailand, Sabtu (26/8/2023) malam WIB, secara dramatis Timnas U-23 kalah dalam drama adu penalti, dengan skor 5-6.

Tim Vietnam U-23 dan Timnas Indonesia U-23 berhasil melaju ke partai puncak setelah mengalahkan lawan-lawannya di babak semifinal. Vietnam berhasil menang telak atas Malaysia dengan skor 4-1. Sementara Timnas Indonesia U-23 berhasil mengalahkan Thailand dengan skor 3-1.

Sebelum laga final, pelatih Vietnam U-23, Hoang Anh Tuan, memberikan pujian kepada skuad tim asuhan Coach STY. Hoang Anh Tuan, mengungkapkan fakta menarik, bahwa jika Timnas Indonesia U-23 juara tidak mengagetkan.

Entah itu hanya sebuah psy war atau kenyataan, ternyata diam-diam Pelatih Vietnam memuji kualitas yang dimiliki oleh para pemain Garuda Muda.

Hal ini tidak terlepas dari permainan apik yang ditunjukkan skuad Garuda Muda saat menumbangkan Thailand di laga semifinal.

Sementara di laga final, Coach STY membuat keputusan berani dengan mencadangkan Ramadhan Sananta dan Jeam Kelly Sroyer. Dan mengubah susunan starting elevennya, dengan lebih dulu memainkan Muhammad Ragil dan Abdul Rahman.

Harapan dari STY, nantinya Ramadhan Sananta dan Jeam Kelly Sroyer akan jadi kartu As bagi Timnas Indonesia U-23 di babak kedua.

Laga final antara Timnas Indonesia U-23 melawan Vietnam relatif berjalan seimbang pada babak pertama, namun secara keseluruhan Timnas Indonesia U-23 tampil sedikit lebih baik dibandingkan tim Vietnam.

Sayangnya pada babak pertama wasit asal Jepang, Hiroki Kasahara sempat membuat dua keputusan blunder fatal, dengan memberikan hukuman penalti kepada Timnas U-23 dan menganggap pemain Vietnam tidak melakukan handball.

Tepat di menit ke-32, Nguyen Minh Quang melakukan diving. Tidak adanya Video Assistant Referee (VAR) membuat keputusan kontrovesial wasit tersebut merugikan Timnas U-23. Padahal dalam tayang ulang terlihat Alfeandra Dewangga tidak melakukan pelanggaran.

Beruntung kiper Indonesia, Ernando Ari berhasil menepis tendangan penalti pemain Vietnam, Nguyen Quoc Viet.

Lalu tepat di menit ke-45+2, saat tembakan dari Beckham Putra di dalam kotak penalti Vietnam mengenai tangan Hoang Minh Khoa Vo. Namun, wasit tidak menganggapnya sebagai sebuah penalti. Padahal dari tayang ulang, itu merupakan peluang emas Timnas Indonesia U-23 untuk mencetak gol. Dan siku tangan dari pemain Vietnam bernomor punggung 16 sempat terbuka.

Seharusnya jika posisi tangganya dianggap pasif oleh wasit, maka siku tangannya tetap merapat melindungi dada dan tidak boleh membuka sedikit pun. Andai tidak mengenai tangan Hoang Minh Khoa Vo, mungkin bisa saja Beckham Putra membawa Timnas Indonesia U-23 unggul atas Vietnam.

Kemudian masuknya Ramadhan Sananta dan Jeam Kelly Sroyer menambah daya gedor serangan Indonesia di babak kedua. Beberapa kali Timnas Indonesia U-23 mendapatkan peluang emas pada babak kedua. Sama halnya dengan Timnas U-23, tim asuhan Hoang Anh Tuan juga berkali-kali mengancam gawang Ernando Ari pada babak kedua. Beruntung Ernando Ari tampil gemilang dalam menjaga gawang Timnas U-23.

Hingga 90 menit laga usai, pertandingan berakhir dengan skor sama kuat, yaitu 0-0. Laga pun berlanjut ke babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Kedua tim nampak kelelahan, meski sama-sama masih bisa melancarkan serangan, namun intensitasnya menurun tidak seperti di waktu normal.

Selama pertandingan babak kedua dan perpanjangan waktu 2 x 15 menit, wasit melakukan keputusan yang salah sehingga merugikan kubu Indonesia. Diantaranya, para pemain Vietnam terlihat bermain kasar dan melakukan pelanggaran keras namun dibiarkan saja oleh wasit, bahkan tanpa memberikan kartu kuning bagi pemain Vietnam.

Ketika Ramadhan Sananta menghalangi kiper Vietnam, Sananta diberikan kartu kuning. Namun sebaliknya, ketika pemain Vietnam menghalangi pergerakan Ernando Ari, wasit asal Jepang hanya memberikan peringatan saja.

Yang lebih konyol lagi, pada menit ke-113 ketika Mohammad Haykal "sengaja" mendapatkan sikutan dari pemain Vietnam bernomor punggung 20, Nguyen Hong Phuc. Wasit dan hakim garis kompak tidak melihat kejadian tersebut, sehingga tidak dianggap sebagai sebuah pelanggaran, seharusnya pemain Vietnam tersebut terkena kartu merah, karena dengan sengaja berniat mencederai lawan.

Sehingga sangat wajar apabila Coach STY melakukan protes keras kepada wasit, yang berujung dengan pemberian kartu kuning untuk STY.

Laga pun terpaksa berlanjut ke babak tos-tosan adu tendangan penalti. Adu penalti berlangsung seru dan dramatis, kelima penendang dari kedua tim berhasil menceploskan bola ke gawang lawan. Sehingga skor sementara 5-5, saat maju menjadi eksekutor keenam Ernando Ari gagal menaklukkan kiper Vietnam.

Hal ini, membuat Vietnam berada di atas angin, penendang keenam Vietnam berpeluang membawa Vietnam keluar sebagai Juara Piala AFF U-23. Akhirnya, Thai Ba Dat berhasil membobol gawang Ernando Ari.

Sehingga memastikan Vietnam keluar sebagai Juara Piala AFF U-23, setelah mengalahkan Timnas Indonesia U-23 dengan skor 6-5.

Seusai laga pun, Coach STY mengungkapkan kekecewaannya kepada wasit yang memimpin jalannya pertandingan. "Menurut Saya, keputusan wasit sangat memalukan. Sebelumnya, Saya telah mengatakan bahwa wasit bisa mengubah jalannya pertandingan. Kalian pasti bisa melihat kembali pertandingan ini dan Saya serahkan penilian kepada kalian".

Gara-gara wasit yang tidak adil dalam mengambil sebuah keputusan, membuat Coach STY gagal mempersembahkan gelar perdana untuk Indonesia. Mudah-mudahkan hasil ini tidak membuat PSSI memecat STY ataupun tidak membuat STY mundur dari kursi pelatih Timnas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun