Tepat di menit ke-32, Nguyen Minh Quang melakukan diving. Tidak adanya Video Assistant Referee (VAR) membuat keputusan kontrovesial wasit tersebut merugikan Timnas U-23. Padahal dalam tayang ulang terlihat Alfeandra Dewangga tidak melakukan pelanggaran.
Beruntung kiper Indonesia, Ernando Ari berhasil menepis tendangan penalti pemain Vietnam, Nguyen Quoc Viet.
Lalu tepat di menit ke-45+2, saat tembakan dari Beckham Putra di dalam kotak penalti Vietnam mengenai tangan Hoang Minh Khoa Vo. Namun, wasit tidak menganggapnya sebagai sebuah penalti. Padahal dari tayang ulang, itu merupakan peluang emas Timnas Indonesia U-23 untuk mencetak gol. Dan siku tangan dari pemain Vietnam bernomor punggung 16 sempat terbuka.
Seharusnya jika posisi tangganya dianggap pasif oleh wasit, maka siku tangannya tetap merapat melindungi dada dan tidak boleh membuka sedikit pun. Andai tidak mengenai tangan Hoang Minh Khoa Vo, mungkin bisa saja Beckham Putra membawa Timnas Indonesia U-23 unggul atas Vietnam.
Kemudian masuknya Ramadhan Sananta dan Jeam Kelly Sroyer menambah daya gedor serangan Indonesia di babak kedua. Beberapa kali Timnas Indonesia U-23 mendapatkan peluang emas pada babak kedua. Sama halnya dengan Timnas U-23, tim asuhan Hoang Anh Tuan juga berkali-kali mengancam gawang Ernando Ari pada babak kedua. Beruntung Ernando Ari tampil gemilang dalam menjaga gawang Timnas U-23.
Hingga 90 menit laga usai, pertandingan berakhir dengan skor sama kuat, yaitu 0-0. Laga pun berlanjut ke babak perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Kedua tim nampak kelelahan, meski sama-sama masih bisa melancarkan serangan, namun intensitasnya menurun tidak seperti di waktu normal.
Selama pertandingan babak kedua dan perpanjangan waktu 2 x 15 menit, wasit melakukan keputusan yang salah sehingga merugikan kubu Indonesia. Diantaranya, para pemain Vietnam terlihat bermain kasar dan melakukan pelanggaran keras namun dibiarkan saja oleh wasit, bahkan tanpa memberikan kartu kuning bagi pemain Vietnam.
Ketika Ramadhan Sananta menghalangi kiper Vietnam, Sananta diberikan kartu kuning. Namun sebaliknya, ketika pemain Vietnam menghalangi pergerakan Ernando Ari, wasit asal Jepang hanya memberikan peringatan saja.
Yang lebih konyol lagi, pada menit ke-113 ketika Mohammad Haykal "sengaja" mendapatkan sikutan dari pemain Vietnam bernomor punggung 20, Nguyen Hong Phuc. Wasit dan hakim garis kompak tidak melihat kejadian tersebut, sehingga tidak dianggap sebagai sebuah pelanggaran, seharusnya pemain Vietnam tersebut terkena kartu merah, karena dengan sengaja berniat mencederai lawan.
Sehingga sangat wajar apabila Coach STY melakukan protes keras kepada wasit, yang berujung dengan pemberian kartu kuning untuk STY.
Laga pun terpaksa berlanjut ke babak tos-tosan adu tendangan penalti. Adu penalti berlangsung seru dan dramatis, kelima penendang dari kedua tim berhasil menceploskan bola ke gawang lawan. Sehingga skor sementara 5-5, saat maju menjadi eksekutor keenam Ernando Ari gagal menaklukkan kiper Vietnam.