Kalau masalah doa dan dukungan, 100 persen Bung Arson akan memberikan support maksimal kepada Timnas Indonesia. Harapannya, siapapun lawan Timnas Garuda dibabak semifinal kita hajar!!!.
Lalu blunder apa yang dilakukan Coach STY saat melawan Filipina?
Seusai laga lawan Filipina, dalam jumpa pers, Coach STY mengaku sangat kecewa dengan performa Timnas Indonesia, meski pada akhirnya lolos ke semifinal.
Coach STY kecewa karena para pemain menyia-nyiakan beberapa peluang emas yang tidak bisa bersarang ke gawang Filipina. Coach STY juga kecewa berat, ketika melihat momen Ricky Kambuaya tidak memberikan umpan kepada Ilija Spasojevic.
Ricky Kambuaya terlihat egois, ingin memaksakan diri mencetak gol dengan melewati pemain Filipina. Tetapi usahanya tersebut gagal, padahal posisi Spaso berdiri bebas. Andai Ricky Kambuaya sedikit saja menahan rasa egoisnya, dengan mengoper bola kepada Spaso, mungkin hasil akhirnya akan berbeda.
Sejak laga lawan Kamboja, hingga terakhir lawan Filipina, Coach STY menyadari bahwa kekurangan Timnas Indonesia lemah dalam penyelesaian akhir. Tetapi kenapa hal ini terus saja berulang?
Coach STY sebagai pelatih, bertanggung jawab atas masalah ini. Seharusnya ia memberikan porsi latihan lebih dalam hal finishing.
Beri porsi latihan khusus soal penyelesaian akhir, semua pemain dari bek hingga penyerang diberikan menu tambahan ini. Hal ini perlu dilakukan agar pemain bisa menemukan feeling yang pas, ketika melakukan eksekusi penyelesaian akhir dipertandingan resmi.
Sehingga pemain Skuad Garuda tidak membuang-buang peluang emas yang didapatkannya.
Tercatat dilaga lawan Filipina, ada 3 peluang emas yang seharusnya tercipta "99 persen" gol, yaitu peluang emas milik Dendi Sulistyawan, Fachruddin Aryanto dan Egy Maulana Vikri.
Blunder Coach STY lainnya, tidak efektif dalam melakukan pergantian pemain. Dalam dua pertandingan terakhir, pergantian pemain yang dilakukan Coach STY tidak memberikan dampak positif dalam permainan tim.