Timnas Putri Indonesia meraih hasil buruk dalam dua laga babak penyisihan grup B Piala Asia Wanita 2022. Di laga pembuka Zahra Muzdalifah dkk, harus menelan malu karena kalah secara telak dari Australia dengan skor 0-18. Sementara di laga kedua, Skuad Garuda Pertiwi kembali kalah telak dengan skor 0-4 dari sesama wakil ASEAN, Thailand.
Sehingga dalam dua laga, gawang Indonesia telah kebobolan sebanyak 22 gol dan ironisnya tim Garuda Pertiwi tidak mampu mencetak sebiji gol pun. Hasil buruk yang diraih oleh Timnas Putri, apakah karena kesalahan Coach Shin Tae-yong (STY)?
Tentu saja tidak, Coach STY tidak ada sangkut pautnya dengan masalah Timnas Putri. Bung Arson masih menanti kritikan pedas dari Haruna Soemitro untuk kebangkitan sepakbola putri Indonesia.
Kemana perginya Pak Haruna Soemitro (HS)? Disaat Timnas Putri butuh dukungan moril atau jika perlu nyinyiran kritik pedas, tetapi Pak HS tidak bersuara. Minimal kita butuh komentar dari Pak Haruna Soemitro atas hasil buruk ini. Tolong beri petunjuk untuk Timnas Putri Pak HS.
Sebelumnya Pak HS, begitu lantang mengkritik kinerja Coach STY karena hanya bisa mempersembahkan gelar Runner Up bagi Timnas Indonesia. Pak HS lebih memilih hasil akhir daripada proses, ia juga berkomentar tidak perlu seorang Coach STY jika ujung-ujungnya hanya jadi nomer dua.
Lalu, jika ada pertanyaan ditujukan kepada Pak HS disebuah acara podcast: lebih baik mana antara "percaya proses" atau "hasil akhir"? Pak HS, pasti memilih jawaban "Hasil Akhir". Nah, kalau hasil akhir seperti nasib tragis Garuda Putri, PSSI atau Pak HS bisa apa?
Apa semua kesalahan harus ditumpahkan kepada Coach Rudy Eka Priyambada, karena ia sebagai pelatih Timnas Putri dan harus bertanggungjawab dengan capaian hasil ini.
Jika kita menarik benang merah, apa sebenarnya penyebab kekalahan Timnas Putri dari Australia. Bung Arson menilai ada lima aspek yang menjadi penyebabnya:
1. Pertahanan Timnas Putri tidak terlalu solid untuk menerima gempuran dari lini serang Australia.