Putri Kusuma Wardani kembali mengharumkan nama Indonesia di level turnamen Internasional, setelah tampil sebagai juara di Ceko Open 2021, di final Putri KW mengalahkan tunggal putri asal Malaysia, Siti Nurshuhaini dengan straight set, 21-16 dan 21-5 dalam tempo 31 menit.
Sebelumnya Putri KW, juga berhasil menjuarai turnamen bulutangkis Spanyol Master 2021, setelah mengalahkan unggulan ketiga tunggal putri asal Denmark, Line Christophersen dengan straight set, 21-15 dan 21-10 dalam tempo 35 menit.
Grafik prestasi Putri KW terus mengalami peningkatan, dari tiga event kejuaraan bulutangkis yang ia ikuti, dua berakhir dengan gelar juara dan satu turnamen lainnya, langkahnya terhenti di babak perempatfinal.
Saat terhenti di babak perempatfinal turnamen Orleans Master 2021, turnamen tersebut merupakan turnamen Internasional pertama yang diikuti oleh Putri KW di tahun 2021. Langkah Putri KW dihentikan oleh tunggal putri asal Thailand, Busanan Ongbamrungphan dengan straight set, 13-21 dan 14-21, dalam tempo 34 menit.
Sementara, dalam ajang Piala Uber 2020, Putri KW membawa Indonesia tampil hingga babak perempatfinal Piala Uber 2020. Langkah tim Uber Indonesia dihentikan oleh Thailand, dalam laga ketat yang berakhir 3-2 untuk kemenangan Thailand.
Di Piala Uber 2020, Putri KW tampil sebanyak 4 kali dengan rincian 2 kali menang dan dua kali kalah. Dua kekalahan ia dapatkan dari tunggal putri yang lebih berpengalaman dan mempunyai peringkat yang jauh lebih tinggi dari Putri KW. Ia takluk dari tunggal putri Jepang, Sayaka Takahashi (Ranking 15 dunia) dan tunggal putri yang mengalahkannya di Orleans Master 2021, Busanan Ongbamrungphan (Ranking 13 dunia).
Sejak membuat kejutan, dengan menjuarai Spanyol Master 2021 nama Putri KW langsung menjadi buah bibir Badminton Lovers Indonesia (BLI). Putri KW memberi harapan dan angin segar bagi perbulutangkisan Indonesia di sektor tunggal putri.
Semakin tenggelamnya dan seretnya prestasi sektor tunggal putri Indonesia membuat BLI, pesimis dengan masa depan sektor tunggal putri. Sehingga dengan munculnya, nama Putri KW menjadi sebuah cahaya yang bersinar di kegelapan.
Prestasi sektor tunggal putri, yang terus mengalami penurunan membuat BLI rindu akan sosok Susy Susanti dan Mia Audina, minimal Maria Kristin-lah yang berhasil meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008.
Setelah Maria Kristin meraih prestasi tertinggi, tunggal putri Indonesia kesulitan menjuarai turnamen Internasional, baik level Grand Prix Gold, Superseries dan BWF World Tour. Hanya ada nama-nama: Lindaweni Fanetri (2012-Syed Modi International India Grand Prix Gold), Adrianti Firdasari (2014-Indonesia Masters), Fitriani (2019-Thailand Masters) dan Putri KW (2021-Spain Masters).