Dalam 2 minggu terakhir nama Antonio Conte, sering dikaitkan dengan Arsenal. Hasil jeblok yang ditorehkan oleh Mikel Arteta dalam tiga laga awal Liga Inggris musim ini, membuat Arsenal terbenam di dasar klasemen. Arsenal jadi bahan olok-olok sebagai salah satu tim kandidat degradasi musim ini.
Kekalahan dari tim Promosi Brentford, jelas sangat memalukan bagi Arsenal. Kemudian ditambah kekalahan dari tim besar seperti Chelsea dan Manchester City, membuat nama Conte menjadi trending topic di akun media sosial twitter. Karena fans Arsenal sering men"cuit"kan namanya.
Fans Arsenal menginginkan Conte sebagai pengganti yang pas untuk Arteta. Posisi Conte yang sedang menganggur dan prestasi hebat yang Conte torehkan bersama beberapa klub yang ia latih sebelumnya, membuat fans Arsenal percaya bahwa Conte merupakan solusi jawaban dari puasa gelar Arsenal selama 17 tahun ini.
Keberhasilan Conte membawa Juventus, Chelsea dan Inter Milan juara liga di kompetisi domestik menjadikan prestasi yang luar biasa bagi Conte. Conte bisa membawa klubnya juara dengan klub berbeda dan dalam level kompetisi liga yang kompetitif.
Salah satu alasan tersebut yang membuat fans Arsenal begitu yakin untuk memaksa manajemen Arsenal, agar segera merekrut Conte. Fans Arsenal hanya silau akan prestasi Conte, tetapi fans Arsenal lupa bahwa Conte gagal melatih klub rival Arsenal, sesama penguasa kota London yaitu Tottenham Hotspur.
Conte yang dikabarkan selangkah lagi melatih spurs, nyatanya malah batal, hal ini karena Conte meminta gaji tinggi di spurs, senilai 12 juta poundsterling per musim. Ditambah lagi, Conte meminta budget transfer yang besar kepada manajemen spurs, karena skuad spurs dipandang belum mampu bersaing dalam perburuan gelar juara Liga Inggris musim ini.
Sejauh ini manajemen Arsenal sama sekali belum bergerak maupun menyampaikan kondisi terkini terkait situasi Arteta. Banyak opsi dan pertimbangan yang mungkin sedang dirundingkan oleh dewan direksi maupun manajemen klub.
Mungkin manajemen Arsenal masih merasakan trauma, akibat ditinggal mundur oleh sang professor Arsene Wenger, prestasi Arsenal tak menjadi lebih baik. Dua nama penggantinya yaitu Unai Emery dan Mikel Arteta gagal mengangkat Arsenal untuk menembus posisi big four.
Dalam tiga musim terakhir, Arsenal gagal menembus Liga Champions. Bahkan di musim ini, Arsenal sama sekali tidak berkompetisi di Eropa. Hal ini, seharusnya menjadi keuntungan bagi Arteta dan skuad Arsenal yang tampil lebih bugar. Namun nyatanya, dalam tiga laga awal Arsenal malah terseok-seok.