Babak perempatfinal Euro 2020 bak medan perang bagi seluruh pemain yang tampil di lapangan. Mereka tampil habis-habisan demi sebuah gengsi, prestise dan tiket yang Bernama Semifinal.
Sudah kepalang tanggung perjalanan, tim Swiss, Spanyol, Italia dan Belgia hingga mencapai babak perempatfinal, tinggal beberapa Langkah lagi mereka sangat dekat dengan tangga Juara. Tak salah jika, semua pemain dari keempat tim berjuang hingga nafas terakhir mereka saat wasit meniup peluit Panjang tanda pertandingan perempatfinal berakhir.
Saat peluit Panjang tanda berakhirnya pertandingan, didapatkan dua calon semifinalis, yang mempertemukan Italia vs Spanyol. Spanyol dengan dramatis menghentikan laju Swiss impresif Swiss melalui drama adu penalti dengan skor 3-1, setelah sampai babak perpanjangan waktu 120 menit skor berimbang 1-1.
Sementara Italia, dengan gemilang menyingkirkan pemilik peringkat 1 dunia Fifa, yaitu Belgia dengan skor tipis 2-1. Bagi Italia, kesempatan bertemu Spanyol bisa menjadi revans untuk membalas rasa sakitnya di Final Euro 2012 dimana Italia kalah telak 4-0 oleh Spanyol, dengan menggunakan taktik "false 9", yang kala itu diperkenalkan oleh pelatih Spanyol Vicente del Bosque.
Italia sebenarnya sudah membalaskan dendamnya kala di babak 16 besar Euro 2016 mengalahkan Spanyol 2-0. Tetapi, tentu rasa sakit di Final Euro 2012 tidak dapat hilang begitu saja rasa itu masih membekas, masih ada nama Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini di skuad Italia saat ini, yang sudah tahu rasa sakitnya kala itu. Gelar Juara yang sudah di depan mata, raib begitu saja oleh keganasan taktik "false 9".
Italia melaju ke babak semifinal tidak semulus berjalan di jalan tol, selama 90 menit mereka harus berjibaku melawan perlawanan ketat dari para pemain Belgia. Jeremy Doku, Thorgan Hazard dan Romelu Lukaku bergantian meneror pertahanan Italia. Kemenangan Italia, harus dibayar mahal ketika Leonardo Spinazzola, mengalami cedera.
Pemain penting di lini pertahanan Italia ini, cedera ketika sedang berlari mengejar Thorgan Hazard. Spinazzola tampak tertatih dan menghentikan larinya, saat dalam kondisi lemah dia menutup mata, dan menangis meminta untuk diganti. Betapa tersayatnya hati para pemain Italia, melihat salah satu pemain terbaik Euro 2020 terkapar. Yang kemungkinan besar tidak bisa melanjutkan pertandingan sampai Kejuaraan Euro 2020 selesai.
Penampilan gemilang Spinazzola selama Euro 2020, membuat dia mendapatkan gelar "man of the match" sebanyak dua kali saat melawan Turki dan Austria. Italia harus segera mencari obat, sebagai pengganti Spinzazzola karena pemain inti begitu energik membantu penyerangan dan pertahanan Italia.