Pernah enggak sih kamu merasa, bahwa hidup kita itu penuh dengan perjuangan seperti nggak ada ujungnya? Namun tiba-tiba ada keberuntungan yang datang menghampiri kita.
Misal nih, skripsi kita gak kelar-kelar karena dapat dosen pembimbing yang aslinya itu enak banget, tapi gak tau kenapa, pas kita melakukan bimbingan dan konsultasi, dosen tersebut seperti killer banget sama kita.
Proses pembuatan skripsi seperti dipersulit, karena saking banyaknya isi skripsi yang harus diperbaiki atau direvisi. Belum wisuda karena terkendala di skripsi, seperti berat banget perjuangannya.
Akhirnya tibalah saatnya, untuk sidang ujian skripsi, kebayang kan proses skripsinya kayak apa Panjang banget prosesnya seperti rel kereta api. Pasti pas sidang ujian skripsi bakal dibantai habis nih sama dosen pembimbing dan dosen penguji.
Booomm!!! ternyata kali ini keberuntungan ada di pihak kita, sidang berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti, sehingga keluh kesah dan perjuangan selama ini terbayar lunas berakhir dengan kepuasan dan kebahagiaan.
Ya, nasib sama juga dirasakan oleh tim dinamit Denmark. Penulis mencatat sudah dua kali ini, Denmark harus melalui pertandingan Euro dengan penuh perjuangan dan keberuntungan.
Pertama, momen Euro 1992 dimana Denmark yang sejatinya tidak lolos di Euro 1992, namun nasib mereka berubah 180 derajat karena UEFA memutuskan bahwa Denmark sebagai tim pengganti Yugoslavia, Karena Yugoslavia dilarang tampil akibat adanya perang saudara.
Sebagai tim pengganti, otomatis Denmark hanya dipandang sebelah mata oleh tim lain, tidak masuk dalam kategori tim unggulan. Tergabung di penyisihan grup Bersama tuan rumah Swedia, Prancis dan Inggris. Denmark mampu tampil sebagai Runnner up grup, sehingga Denmark lolos ke babak semifinal bertemu dengan juara bertahan Euro 1988 Belanda.
Di babak semifinal Denmark mampu tampil mengejutkan, dengan menumbangkan sang juara bertahan lewat drama adu penalti dengan skor 5-4. Aksi heroik ditampilkan, penjaga gawang Peter Schmeichel karena berhasil menggagalkan tendangan pemain bintang Belanda, Marco van Basten.
Di partai final Denmark sudah ditunggu calon juara lainnya, yaitu Jerman. Bayangan tim Jerman, sudah pasti mereka akan dengan mudah mengalahkan Denmark. Karena Jerman berstatus sebagai juara dunia 1990 dan dua kali berhasil menjadi juara piala eropa, wajar jika Jerman sangat diunggulkan.
Dewi fortuna ternyata lebih memihak ke Denmark. Sepanjang pertandingan final, tim asuhan Richard Moller Nielsen, harus berjuang menahan gempuran serangan dari Jerman. Denmark justru berhasil meraih kemenangan atas Jerman dengan skor, 2-0.