Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Indonesia Punya Potensi Lolos Ke Piala Dunia 2034

7 Oktober 2019   12:59 Diperbarui: 8 Oktober 2019   01:02 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Harapan Indonesia untuk lolos ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia semakin tipis, dua kekalahan di kandang sendiri melawan Malaysia dan Thailand menjadi penyebabnya. Peluang untuk lolos ke Piala Asia 2023 juga semakin berat, karena Kualifikasi Piala Asia 2023 disatukan dengan Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Syarat untuk menjaga asa ke Piala Asia 2023, Indonesia wajib menempati peringkat keempat untuk mengikuti babak Kualifikasi Piala Asia selanjutnya. Ini menjadi Pekerjaan rumah untuk pengurus PSSI, harus ada perubahan dan gebrakan nyata untuk menjadikan prestasi sepakbola unggul dan maju. Hasil yang didapat ini tentunya sangat mengecewakan publik sepakbola tanah air.

Banyak faktor yang harus diperbaiki, diantaranya Pembinaan Usia Dini yang masih terabaikan, Kompetisi yang selalu bermasalah dengan jadwal dan agenda Timnas, Suporter berulah disaat klub kesayangannya kalah, adanya kasus pengaturan skor liga 3 yang melibatkan pengurus PSSI, dan yang masih teringat dalam benak penulis, yaitu tragedi sepakbola gajah di ajang Piala Tiger 1998 di Vietnam. Dimana Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 2-3, dimana salah satu gol bunuh diri yang sengaja dicetak ke gawang sendiri. Ini merupakan dosa besar dalam sepakbola, sehingga berimbas sampai sekarang.

Setelah kejadian sepakbola gajah tersebut Indonesia belum pernah menjuarai ajang sepakbola senior. Ibarat dosa besar, maka cara membersihkan dosa tersebut dengan bertaubat. Maka yang perlu dilakukan oleh pengurus PSSI yaitu Instropeksi diri dan bersama-sama bertaubat mengakui kesalahan dimasa lalu walaupun tidak dilakukan oleh pengurus PSSI sekarang.

Ketua Umum PSSI periode 2020 - 2024, yang rencana akan terpilih di bulan November Tahun 2019, mempunyai tugas yang berat untuk memperbaiki kondisi persepakbolaan Indonesia, sehingga Ketua Umum PSSI nantinya harus paham tentang kondisi sepakbola tanah air dan ilmu pengetahuan lainnya. Selama ini dalam mengurus sepakbola Ketua Umum PSSI ataupun pengurus PSSI tidak pernah melihat data.

Data sangat penting sebagai bahan evaluasi dan mengambil kebijakan. Salah satunya data potensi penduduk Indonesia, yang bisa dijadikan dasar dalam pengelolaan pembinaan sepakbola. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bonus demografi akan dinikmati oleh Indonesia pada tahun 2020 - 2035, Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara usia 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara. Dimana penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif, sehingga jika hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh PSSI akan menjadikan sepakbola Indonesia semakin maju.

Berdasarkan data Proyeksi Penduduk Indonesia sumber dari BPS, pada tahun 2020 proyeksi jumlah penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki berdasarkan kelompok umur 5 - 9 tahun berjumlah 12.208.000 jiwa, kelompok umur 10 - 14 tahun berjumlah 11.942.300 jiwa dan kelompok umur 15 - 19 tahun berjumlah 11.465.400 jiwa. Sehingga total Penduduk Indonesia berjenis kelamin laki-laki, berdasarkan kelompok umur 5 - 19 tahun tersebut berjumlah 35.615.700 jiwa.

Sebaran penduduk laki-laki kelompok umur  5 - 19 tahun di Pulau Sumatera berjumlah 8.491.100 jiwa, di Pulau Jawa berjumlah 18.767.000 jiwa, di Pulau Bali dan Nusa Tenggara berjumlah 2.165.600 jiwa, di Pulau Kalimantan berjumlah 2.282.800 jiwa, di Pulau Sulawesi berjumlah 2.788.200 jiwa dan Pulau Maluku dan Papua berjumlah 1.121.000 jiwa. Berdasarkan data dari BPS tersebut, SDM kita sangat melimpah.

Prestasi Timnas U-16 dan Timnas U-19 dikawasan regional masing-masing menjadi Juara Ketiga di Kompetisi AFF kelompok umur, walaupun hanya menjadi juara ketiga tetapi permainan atraktif dan semangat juang tinggi sudah mereka tunjukkan. Dan yang terbaru kelolosan Timnas U-16 ke Piala AFC U-16 2020 di Bahrain. Timnas U-16 lolos sebagai runner up terbaik, bermain dengan penuh determinasi dan semangat juang tinggi membuat Timnas U-16 China kewalahan saat menghadapi Timnas U-16, sehingga hal ini bisa merangsang anak usia dini untuk gemar bermain sepakbola. Bonus demografi Indonesia akan berakhir pada tahun 2036, sehingga mulai dari sekarang PSSI bisa mencanangkan target Indonesia lolos ke Piala Dunia tahun 2034, karena tahun 2034 momen yang tepat sebelum bonus demografi tersebut berakhir.

Solusi persepakbolaan Indonesia

Ketua Umum PSSI nantinya harus fokus dalam hal pembinaan pemain usia dini, kelompok umur 5 - 19 tahun tersebut nantinya yang akan menjadi tulang punggung pemain di Piala Dunia 2034. Karena pada tahun 2034 umur mereka akan berkisar antara 19 - 33 tahun, kombinasi umur tersebut sangat sesuai dalam era sepakbola modern saat ini. Terus bagaimana caranya agar penduduk laki-laki kelompok umur 5 - 19 tahun yang jumlahnya mencapai 35.615.700 jiwa tersebut, dapat tersaring menjadi 23 orang untuk menjadi pemain sepakbola andalan Indonesia di Piala Dunia 2034. tentunya ini yang menjadi Pekerjaan Rumah bagi Ketua Umum PSSI periode 2020 sampai dengan saat Piala Dunia 2034 berlangsung.

Pertama yang harus dilakukan adalah mencari pengurus atau staf dalam kepengurusan PSSI yang bersih, bertanggung jawab, berdedikasi tinggi, penuh integritas dan amanah, serta orang-orang yang paham sepakbola.

Yang kedua belajar studi banding ke negara Asia lainnya yaitu ke Jepang atau Republik Korea. Di Jepang pengurus PSSI bisa belajar banyak soal manajerial atau cara pengelolaan organisasi sepakbola Jepang JFA (PSSI-nya Jepang) secara baik dan profesional, serta belajar banyak soal kompetisi liga, wasit, kepelatihan dan taktiknya, pengelolaan Timnas, mengelola suporter fanatik, dan pembinaan pemain usia dini. Pembinaan pemain usia dini menjadi poin penting yang perlu ditindak lanjuti karena dasar bermain sepakbola dimulai sejak anak usia dini. 

Yang ketiga membuat Diklat sepakbola atau Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) di 7 sentra pembinaan, penulis sudah menyebutkan soal data BPS sebaran penduduk kelompok umur laki-laki umur 5 - 19 tahun. 7 sentra pembinaan meliputi  Pulau Sumatera, Pulau Jawa 1, Pulau Jawa 2, Pulau Bali - Nusa Tenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Maluku - Papua. Negara Indonesia berbentuk kepulauan maka untuk pembinaan pemain usia dini dibagi dalam sentra pembinaan ini adalah solusi terbaik, memudahkan dalam anggaran pembiayaan dan koordinasi. Di Pulau Jawa perlu ada 2 PPLP, karena punya potensi pemain usia dini di pulau jawa. Hal ini sesuai dengan data BPS dimana sebaran jumlah penduduk laki-laki kelompok umur 5 - 9 tahun terbanyak di Pulau Jawa berjumlah 18.767.000 jiwa. PPLP ini berisikan pemain usia 12 tahun dan usia 15 tahun, sistem PPLP harus ada promosi dan degradasi, pemain tidak hanya bagus dalam skill bermain sepakbola tetapi nilai akademisnya juga harus masuk nilai rata-rata. Pemain usia dini harus diberi tanggung jawab karena mereka sudah diberikan fasilitas. Setelah program PPLP berjalan rutin, perlu diadakan kompetisi antar PPLP untuk menyeleksi pemain masuk ke Timnas U-15 dan Timnas U-18

Yang keempat mewajibkan klub peserta liga 1 untuk mempunyai tim U-12, U-15, U-18 dan U-21 dan mewajibkan klub peserta Liga 2 untuk mempunyai tim U-12, U-15 dan U-18. Poin ketiga dan keempat yaitu untuk memperbanyak bibit-bibit pemain potensial. Pada tahun 2017 mantan Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi menyatakan jumlah pemain sepakbola Indonesia hanya berjumlah 67.000 orang. Jumlah ini tentunya sangat sedikit dibanding Negara tetangga Malaysia mempunyai sekitar 585.000 pesepakbola dari sekitar 24,4 juta penduduknya, dan Thailand ada 1,3 Juta dari 64 juta penduduknya.

Yang kelima tindak lanjut dari poin ketiga dan keempat memperbanyak kompetisi usia dini yang rutin berkesinambungan, selama ini yang menjadi persoalan dalam pembinaan usia dini minimnya jumlah kompetisi. Semakin sedikit kompetisi usia dini, maka bakat-bakat mereka tidak akan terasah. Dengan banyaknya kompetisi, akan menggairahkan Sekolah Sepakbola (SSB) di setiap daerah, anak-anak usia dini semakin tertarik untuk ikut SSB karena adanya jaminan kompetisi yang rutin.

Yang keenam semua kompetisi liga harus berjalan dengan rapi sesuai dengan jadwal, baik itu kompetisi Liga 1, Liga 2, Liga 3, U-21, Piala Soeratin dan kompetisi usia dini lainnya. Dan yang paling penting harus dikelola dengan sangat baik dan profesional. Karena dari hasil kompetisi yang baik maka akan lahir pula pemain-pemain potensial yang siap menjadi pemain andalan Timnas Indonesia.

Yang ketujuh dalam kepengurusan PSSI harus ada bidang / exco yang menangani pembinaan suporter. Bidang / exco ini sangat penting dalam membina dan mendidik suporter. Sehingga tidak menimbulkan perpecahan atau kerusuhan antar suporter ketika timnya kalah. Yang beberapa waktu lalu terjadi soal pelemparan batu bus Persija Jakarta setelah latihan jelang final piala Indonesia oleh oknum suporter PSM Makassar, kericuhan suporter Persela Lamongan karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit di akhir pertandingan melawan Borneo FC, Dan kericuhan atau penyerangan oleh oknum suporter Timnas Indonesia kepada suporter Malaysia. Konflik ini harus segera diakhiri, agar tidak ada kericuhan suporter lagi. Tugas exco harus bisa menyelesaikan masalah suporter selama ini, harus ada solusi dan tindakan nyata. Sepakbola sekarang sudah menjadi bisnis atau hiburan bagi masyarakat, sehingga jika pertandingan itu aman, maka semakin banyak penonton yang datang ke stadion. Tentunya ini menguntungkan pihak klub dalam hal pemasukan dari tiket pertandingan.

Yang kedelapan menggandeng pihak sponsor atau swasta atau BUMN. Ini sangat penting karena semua program yang dijalankan oleh PSSI membutuhkan dana yang besar, sehingga perlu adanya campur tangan pihak swasta atau BUMN dalam pembiayaan, misalnya pihak sponsor membantu dalam membiayai kompetisi usia dini atau pembangunan infrastruktur yang menunjang kegiatan sepakbola. Yang paling penting dalam pembiayaan dengan pihak sponsor ini adalah fokus dalam pembiayaan pemain usia dini dan Timnas Indonesia, karena biaya yang dibutuhkan besar. Dalam menggandeng sponsor jangan sampai menimbulkan polemik seperti yang saat ini terjadi antara KPAI dan PB. Djarum.

Yang kesembilan kerjasama dengan pemerintah, selain berkoordinasi dengan Fifa ada baiknya PSSI berkoordinasi dengan pemerintah. Baik dalam program maupun koordinasi lainnya, koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah dalam hal pembinaan usia dini, PSSI perlu koordinasi dengan kementerian pendidikan untuk memasukkan sepakbola dalam kurikulum pendidikan, sehingga anak-anak sekolah kelompok umur 5 - 19 tahun yang punya bakat dan keinginan menjadi pemain sepakbola semakin terpacu dan termotivasi dengan adanya kurikulum sepakbola dalam pendidikan.  

Selain program-program tersebut tentunya masih banyak program lain yang bisa mendukung Indonesia lolos ke Piala Dunia 2034, diantaranya memperbanyak kursus kepelatihan lisensi AFC, memperbanyak wasit berlisensi AFC, mengirim tim junior berlatih tanding ke luar negeri, memperbaiki infrastruktur sepakbola, memperbanyak agenda uji coba timnas senior untuk menaikkan peringkat Fifa, dan program lainnya.

Jika Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun 2021, masih ada waktu 2 tahun untuk mempersiapkan timnas U-20 agar berprestasi nantinya, tidak hanya sekedar numpang lewat sebagai tuan rumah dan kontestan. Jika timnas U-20 mendapatkan hasil yang lebih baik di Piala Dunia U-20, tentunya akan semakin memotivasi anak-anak usia dini untuk bermain sepakbola. Semakin banyak pemain potensial yang ada, memudahkan pelatih Timnas Indonesia untuk meracik strategi tim, sehingga tidak perlu jalan pintas dengan memperbanyak pemain naturalisasi. Sehingga mimpi untuk Indonesia Maju ke Piala Dunia 2034 bukan hanya pepesan kosong, hal ini perlu adanya kerjasama semua pihak yang berkecimpung di persepakbolaan nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun