Mohon tunggu...
sonya naibaho
sonya naibaho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Manajemen Rekayasa Institut Teknologi Del

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call it the present.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Design Thinking dan Lateral Thinking

31 Maret 2021   06:55 Diperbarui: 31 Maret 2021   07:02 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Design thinking adalah sebuah konsep berpikir yang memberikan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah kompleks dengan cara yang kreatif. Metode penyelesaian masalah dengan design thinking berbasis pada kebutuhan atau keinginan dari pengguna. Tahapan-tahapan dalam metode ini akan dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan improvisasi yang dapat diterapkan setiap tahapan karena metode ini dapat menggunakan kreativitas sebebasnya yang bertujuan untuk mendapatkan sebuah solusi atau produk yang baik. Untuk memperoleh pembaharuan atau improvisasi pada setiap tahapan, tim desain harus mencoba secara langsung solusi yang diberikan, tidak hanya teori atau gambaran di kertas saja.

Tahapan dalam design thinking adalah sebagai berikut:

  • Emphatize, dalam tahapan ini dilakukan pendekatan kepada konsumen untuk mengetahui permasalahan atau kebutuhan konsumen. Tahapan ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara atau bertemu secara langsung. Tahapan ini harus berdasarkan permasalahan dan kebutuhan pengguna, itu artinya tim desain harus mengesampingkan asumsi mereka terhadap permasalahan.
  • Define, dalam tahapan ini akan dilakukan identifikasi terhadap informasi yang telah didapatkan dari tahapan emphatize untuk mengetahui permasalahan inti yang akan diselesaikan. Tahapan define akan membantu tim desain untuk mengumpulkan informasi terkait fitur, fungsi, dan ide yang dapat dijadikan solusi memecahkan permasalahan.
  • Ideate, dari inti permasalahan yang sudah diketahui, selanjutnya adalah penentuan ide untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ide yang didapat selanjutnya akan diuji untuk mendapatkan solusi terbaik yang dapat memecahkan permasalahan atau menyediakan elemen yang dapat digunakan untuk menghindari permasalahan tersebut.
  • Prototype, pembuatan prototype sangat dibutuhkan untuk melihat produk nyata dari ide yang kita dapatkan. Prototype selanjutnya akan diuji oleh tim desain maupun tim lain untuk melihat apakah prototype yang diciptakan sudah dapat digunakan dan diterima dengan baik dan juga melihat hal-hal yang perlu perbaikan dalam prototype. Dengan adanya pengujian dari prototype ini, tim desain akan memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana konsumen akhir akan berinteraksi dan perilaku pengguna terhadap produk atau solusi yang dihasilkan.
  • Test, jika uji terhadap prototype di atas masih dilakukan pada tim desain atau tim dalam perusahaan, untuk tahapan ini test akan dilakukan secara langsung pada masyarakat/pengguna. Dalam tahapan ini perubahan dan penyempurnaan akan dilakukan, itu sebabnya tahapan ini dilakukan secara berulang sampai mendapatkan produk yang baik dan dapat memecahkan permasalahan dan menjawab kebutuhan pengguna.

Lateral thinking adalah metode penyelesaian masalah dengan mencari solusi yang tidak umum atau memecahkan masalah dengan melihat sudut pandang lain. Lateral thinking pada umumnya menuntut untuk berpikir secara kreatif dan out of the box. Konsep lateral thinking pertama kali diungkapkan oleh de Bono. De Bono mengidentifikasi 4 faktor penting yang terkait dengan lateral thinking, yaitu:

  • Mengenali ide dominan dan polarisasi presepsi masalah.
  • Mencari cara yang berbeda atau sudut pandang yang berbeda untuk melihat suatu hal.
  • Relaksasi pengendalian berpikir kaku.
  • Penggunaan kesempatan untuk mendorong ide-ide lain.

Dalam menyelesaikan masalah, metode lateral thingking menggunakan pendekatan dari berbagai persepsi atau melihat beberapa kemungkinan atau pendekatan, tidak mengejar pendekatan tunggal. Dalam lateral thinking, pertanyaan untuk menyelesaikan masalah adalah "bagaimana jika..?". Hal ini membuat pendekatan dengan metode lateral thinking akan mencoba menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang. Lateral thinking bersifat generatif, terus mengembangkan ide meskipun sudah mendapatkan satu yang memungkinkan untuk menyelesaikan permasalahan.

Sama halnya dengan design thinking, metode ini berdasarkan pada apa yang dibutuhkan oleh pengguna akhir dan berdasarkan fakta di lapangan. Namun, tidak seperti design thinking yang dilakukan secara bertahap, metode penyelesaian masalah dengan lateral thinking sering sekali dilakukan secara tidak bertahap. Pada design thinking, jika terjadi kesalahan atau tujuan tidak tercapai, tim desain akan mencari penyebab terjadinya berdasarkan tahap yang sudah ada dan akan kembali memulai dari tahap tersebut. Contohnya saat pengujian prototipe, terdapat permasalahan atau keluhan dari tim penguji, maka tim desain akan mengulangi pembuatan prototipe tersebut dan memperbaiki prototipe tersebut berdasarkan keluhan yang diberikan tim penguji. Jika menggunakan metode lateral thinking, tim desain akan mencari solusi baru atau membuat ide baru untuk memecahkan permasalahan tersebut. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun