Mohon tunggu...
Sony Akbar A.
Sony Akbar A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Iseng mencari ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masa Kecil

5 November 2023   23:29 Diperbarui: 6 November 2023   01:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

    Semua orang pasti memiliki kenangan masa kecil yang lucu untuk diceritakan. Namun, mungkin karena orang tersebut masih kecil, sehingga cerita tersebut hanya diingat oleh orang disekitarnya yang sudah cukup dewasa, sehingga cerita yang mereka dengar saat orang tersebut masih kecil mungkin diceritakan oleh keluarga atau sanak saudara. Cerita ini diceritakan oleh ibu saya yang dimana saat beliau menceritakan ini saya sedikit tidak percaya, karena mungkin cerita ini sedikit konyol.

    Saat kami sedang berlibur, dimana saat itu saya sedang berusia 4 tahun. Kami sekeluarga sedang  berlibur di daerah Jawa Timur. 

Kami mengunjungi tempat-tempat wisata yang ada di daerah tersebut, mulai dari taman bermain, tempat makan, hingga kami mengunjungi suatu tempat kolam renang yang sangat besar sekali. Saat itu lah cerita yang menurut saya konyol dan menarik perhatian saya di mulai oleh ibu saya.

   Saya sekeluarga sangat menikmati moment kebersamaan di kolam renang tersebut, kami naik perosotan yang besar menggunakan pelampung, main tembak tembakan dengan pistol air, dan yang lain-lainnya. Tidak  terasa kami hamir menghabiskan setengah hari berada di tempat tersebut dan akhirnya karena hari sudah mulai sore, kita memutuskan untuk istirahat sejenak dan mulai menyantap makanan saat istirahat. Saat itu, saya sebagai anak yang paling kecil menghabiskan makanan duluan sehingga saya sedikit bosan karena rasa ingin lanjut bermain di tempat tersebut. 

   Tiba-tiba ada seorang penjual balon keliling lewat di tempat kami istirahat tersebut. Sebagai anak kecil, saya sangat tertarik dengan balon-balon yang dipegang oleh penjual tersebut dan akhirnya tanpa sadar saya mulai mengikuti penjual balon tersebut berkeliling tempat wisata itu. Ketika orang tua saya sadar bahwa saya tidak berada di sekelilingnya, mereka mulai panik dan mulai mencari kemana perginya saya pada saat itu. Setelah beberapa saat, dengan rasa panik yang masih dirasakan oleh keluarga saya mereka masih belum menemukan kemana perginya saya pada saat itu, ibu memutuskan untuk duduk sejenak karena rasa lelah setelah mencari kemana mana namun masih tidak menemukan kemana saya pergi. Namun tiba-tiba datang seorang satpam yang dimana sebelumnya keluarga saya udah laporan pada staff tempat tersebut bahwa mereka tidak bisa menemukan saya. Satpam itu datang bersama seorang bapak-bapak yang berjualan balon dan saya yang saat itu masih tidak mengerti apa yang terjadi. Ibu saya langsung berdiri dari tempat duduknya dan memeluk saya dengan erat. Akhirnya satpam dan penjual balon itu pun menjelaskan bahwa pada saat penjual balon itu melewati tempat kami istirahat makan siang, saya tiba tiba berlari mengikuti tukang balon tersebut yang dimana penjual tersebut mengelilingi tempat wisata kolam renang itu.

    Cerita yang saya tidak bisa percaya namun ini benar terjadi. Saya hanya bisa tertawa saat saya mendengar cerita itu dari ibu saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun