Mohon tunggu...
Sony Akbar A.
Sony Akbar A. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Iseng mencari ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bagaimana Jika Orang yang Kamu Sayangi Menghilang dari Kehidupanmu?

28 Oktober 2023   21:51 Diperbarui: 29 Oktober 2023   01:15 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

    Apakah kamu percaya bahwa setiap ada kehadiran akan ada sesuatu yang menghilang atau memudar dalam kehidupan kamu? Walaupun tidak semua orang merasakan hal yang sama tapi mungkin ada yang kamu rasakan saat sesuatu itu menghilang dari kehidupan kamu. Bagian yang hilang tersebut mungkin bisa kamu temukan pada orang lain, dengan sifat yang sama, namun tidak akan pernah merasa sama. Seakan kamu mulai merasakan perbedaan yang mendalam saat orang yang kamu kenal dan selalu ada untukmu mulai menghilang untuk selamanya pada kehidupanmu.

Setidaknya itu yang saya rasakan beberapa waktu lalu. Ketika saya berfikir bahwa kehidupan saya berjalan mulus dan normal, namun tiba-tiba ada sesuatu hal yang membuat saya berfikir bahwa hidup saya hancur secara perlahan. Saat selesai bermaaf-maafan setelah bulan Ramadhan yang orang-orang bilang penuh berkah karena kita bisa selalu berkumpul dengan keluarga, hal yang sangat tidak terduga terjadi pada seseorang yang saya sangat sayangi. 

Malam itu tiba-tiba ayah saya dilarikan kerumah sakit karena kesulitan untuk bernafas, yang dimana kita sebagai keluarga bayangkan hanyalah sakit biasa-biasa saja. Setelah beberapa hari dokter yang menangani ayah saya menyarankan untuk melakukan test laboratorium untuk memastikan apa yang menjadi penyebab ayah saya harus dilarikan ke rumah sakit. 

Seminggu berlalu, akhirnya dokter yang masih belum yakin apa yang diderita ayah saya karena hasil dari laboratorium belum keluar berkata pada saya dan kakak saya bahwa ayah saya mengidap penyakit leukimia yang dimana sudah cukup parah. Saat itu saya merasakan seluruh dunia saya seperti hancur dan saya mulai berfikiran yang macam macam. Saat saya menjaga ayah saya di ruangan rumah sakit tersebut, saya sempat menangis kecil karena saya takut akan kehilangan orang yang sangat saya sayangi.

Masih teringat kata-kata ayah ketika berusaha membuat saya berhenti untuk memikirkan ketakutan terbesar yang saya takuti. Dia berkata "udah adek, tidak usah dipikirin ya. Papah sembuh kok, harus yakin." setelah itu disambung dengan kata-kata "papah juga masih ingin liat kamu lulus, pake toga. Terus nanti kita sekeluarga foto bareng" saya berusaha untuk menghapus segala pikiran negatif yang sempat terpikirkan oleh saya.

Hingga hari yang saya takutkan itu benar-benar datang. Jumat pagi itu saya menerima telepon dari kakak saya bahwa ayah sedang dalam keadaan koma karena terjadi pendarahan pada bagian kepalanya. Seketika saya langsung memikirkan hal terburuk yang akan menimpa saya dan keluarga saat itu, yang pada akhirnya semua ketakutan yang saya pikirkan itu menjadi nyata. Tepat setelah saya dan kakak saya selesai jumatan, orang yang selalu ada, selalu menjaga kami sekeluarga, dan yang selalu menyayangi kami dan selalu berusaha menjadi yang terbaik itu pun pergi untuk selama-lamanya.

   Sedih? sudah pasti, rasa sedih itu masih terasa hingga saat ini. Saya masih ingat bagaimana saya mengangkat orang yang selalu ada untuk kami sekeluarga itu ke tempat peristirahatan terakhirnya. Hancur yang aku rasakan mungkin dirasakan juga oleh beberapa orang lain, namun saya tidak bisa diam. Saya akan memegang janji yang saya sampaikan ke ayah saya. Hingga akhirnya saya mulai menyadari dan mensyukuri hal-hal kecil yang bisa membuat saya senang dan melupakan semuanya walau hanya sejenak, hal ini juga membuat saya mulai menyadari bahwa segala yang saya punya saat ini tidak akan abadi dan suatu saat akan hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun