Hidup adalah jalan pilihan setiap orang, dimana tidak ada hidup yang mulus -- mulus saja kecuali dia adalah anak seorang penjabat. Mungkin diluar mereka sangatlah bermegah-megahan namun siapa tahu ternyata didalamnya memiliki suatu kerapuhan yang tidak ada satu orangpun yang tahu. Semakin dewasa pemikiran semakin berkembang, semua orang berlomba-lomba untuk menjadi pemenang namun ini bukanlah kontes dalam menjadi juara. Kita adalah juara didalam hidup kita sendiri. Belajar bersyukur dan menikmati atas apa yang telah diberi.
Aku adalah anak laki-laki yang berusaha berdiri dikaki sendiri, berusaha menjadi tulang punggung untuk bertahan hidup menggapai sebuah mimpi. Apalagi aku tinggal disebuah kota yang katanya sejuk dan teduh, tapi menurutku tidak untuk wilayah Bandung Timur. Jarak yang luamayan jauh untuk menuju kampus di sudut kota. Aku harus menempuh dalam waktu kurang lebih satu jam, mungkin bisa lebih jika ditambah dengan macetnya Ujung Berung. Diumur yang beranjak dewasa aku memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk menjadikan diriku orang yang dipandang dan memiliki pemikiran yang luas. Kadang aku bertanya apa yang dicari di dunia perkuliahan? Mengingat masa kuliah ku saat ini sangatlah berat. Entah aku saja yang merasakan atau semua mahasiswa. Kadang pengorbananku untuk ke kampus bukanlah hal yang main-main. Banyak sekali persiapan yang aku siapkan dari rumah agar tidak ada satupun yang tertinggal.
Kadang semangat sudah membara namun dihancurkan oleh kecewa ketika aku sudah mengatur waktu ku sebaik mungkin agar bisa mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, tiba-tiba dalam waktu sekejap hilang menjadi kecewa. Lelah yang tadinya dibalas oleh ilmu kini menjadi lelah yang ditambah lagi rasa kecewa. Banyak sekali penyebab -- penyebab kecewa itu, namun mau bagaimana lagi. Aku hanyalah seorang mahasiswa yang membutuhkan sebuah bimbingan, kadang mereka tidak menghiraukan mau seberapa jauh jarak yang kita tempuh dan lelah yang kita dapatkan. Namun beratnya kehidupan bukanlah hal yang harus dikeluhkan disetiap saat, banyaknya hal yang harus kita syukuri dengan nikmat yang ada. Sebenarnya untuk sedikit menghilangkan rasa lelah aku bisa saja mencari kost-kost an untuk sekedekar menghemat tenaga dan ongkos pulang pergi menuju kampus. Tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan lagi seperti waktu. Berat rasanya jika harus meninggalkan hangatnya rumah bersama keluarga, lagipula inilah masa-masa aku menikmati hidup bersama keluarga sebelum aku memilih kerja dan keluar dari rumah untuk menjadi lebih dewasa. Setiap perjalanan selalu aku nikmati dengan niat menambah ilmu dan relasi.
Lelah memang kadang menghampiri namun selalu ku lawan hingga rasa itu lelah dengan diriku sendiri. Berdiri dikaki sendiri tidak lah mudah apalagi aku juga memiliki pemikiran yang bercabang agar tidak terlalu memberatkan keluarga dalam membiayai kuliah ku. Hari demi hari sudah ku siapkan niat belajar, namun selalu saja ada kendala yang membuatku menyerah. Tapi selalu ku ingat, disetiap lelah ku pasti akan membuahkan hasil apalagi perjalanan kuliah ku sudah sejauh ini.
Tugas yang kadang memhampiri selalu aku usahakan dan selesaikan dengan sebaik mungkin. Ku tuangkan semua pemikiran untuk menyelesaikan segala tugas yang diberikan oleh dosen. Namun tak jarang ditemui, tugas yang diberikan seringkali berbeda dengan pelajaran yang aku terima. Apalagi aku hanyalah seseorang yang bisa dibilang memiliki IQ pas-pas an. Selalu bermasalah dalam tugas pengelompokan. Kadang dunia perkuliahan ini sangatlah keras dan kejam, banyak sekali diskriminasi pemikiran. Yang pintar dicari dan yang bodoh diasingkan. Aku tidak tahu sering berada di kelompok yang mana karena aku memiliki basic editing yang mana jika mendapatkan tugas pembuatan video dan editing lainnya aku adalah orang yang dicari-cari. Sebenarnya aku selalu berusaha dalam segala tugas yang diberikan, berusaha untuk selalu bertanggungjawab dan memaksa untuk terus bisa. Walaupun sering kali terjatuh namun aku bangkit dengan sigap demi memandang masa depan yang lebih baik. Sulit dan rumit jika dipaparkan, hal--hal seperti inilah yang membuat aku terkadang berpikir tentang kesehatan mental ku.
Kesehatan mental yang semakin hari semakin rusak jika bertemu dengan orang -- orang yang mengucilkan suatu kemampuan. Aku termasuk orang yang introvert dalam bergaul, hanya dengan orang -- orang tertentu aku bisa tertawa dengan lepas. Semakin kesini semakin terlihat dan menjadi suatu saringan dimana ada teman yang tetap bersama saat susah dan senang serta teman yang meninggalkan disaat kita sedang berada diposisi terendah.
Kalau dibilang memiliki gangguan kesehatan mental itu sudah pasti apalagi diumur yang beranjak dewasa ini. Banyak pemikiran yang mengganggu untuk tumbuh menjadi seseorang yang berkembang. Namun aku selalu memiliki banyak cara untuk bisa mengolah kesehatan mentalku agar tetap waras dan normal. Perjalanan yang Panjang ini akan menjadi sebuah cerita perjuangan saat aku sudah bisa mengontrol segala pemikiran ku dan fokus pada satu tujuan. Dorongan keluarga juga menjadi salah satu alasan untuk aku terus bertahan menjalani kehidupan yang keras ini, terutama sosok seorang ibu. Wanita tangguh yang tidak pernah tahu apa itu kata lelah dan menyerah, tanpa sosoknya mungkin aku sudah lama terjatuh dan tidak bisa sekuat ini. Walaupun aku termasuk orang yang pendiam dirumah namun senyuman ibu adalah semangat yang paling utama. Kejam dan jahatnya dunia perkuliahan telah aku jumpai hingga menginjak semester 5 ini. Rasanya bangga sekali bisa bertahan dititik ini dengan cukup waras.
Tidak juga aku lupakan orang -- orang yang mengajak ku bangkit, seperti teman -- teman terdekat ku yang selalu bersama saat aku berada dititik terendah. Hidup tidak selama harus dimaklumi namun kita juga harus bisa menempatkan diri dimana kita berada. Jangan pernah meminta belas kasihan kepada orang -- orang karena yakinlah bahwa kita memiliki kemampuan yang mungkin orang lain tidak miliki. Tetaplah bersyukur dengan yang kamu miliki sekarang tanpa harus membanding -- bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H