Mohon tunggu...
Sonya Dewi Nurraidah
Sonya Dewi Nurraidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Let be go on

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Berbasis Medical Model di Yayasan House of Fatima, Kota Malang

20 Juni 2023   10:39 Diperbarui: 20 Juni 2023   10:41 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak semua anak terlahir dengan sempurna. Ada beberapa anak yang memiliki kepribadian cukup berbeda dari kebanyakan anak pada umumnya. Mereka memiliki potensi dan keahlian istimewa yang melebihi anak nondisabilitas lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan perlakuan khusus dari orang tua, keluarga, teman, maupun lingkungan sosialnya.

Anak berkebutuhan khusus termasuk dalam penyandang disabilitas mental. Mereka mengalami gangguan dalam fungsi pikir, emosi, dan perilaku. Agar dapat menjalankan fungsi sosialnya, anak berkebutuhan khusus akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain yang ada di sekitarnya.

Terdapat beberapa tipe model dalam kajian disabilitas, salah satunya adalah medical model. Dalam medical model, penyandang disabilitas dilihat sebagai sosok yang membutuhkan pertolongan atau special treatment. Pengobatan dalam bentuk terapi sangat diperlukan bagi seorang anak yang berkebutuhan khusus agar dapat sembuh. Dalam proses "penyembuhan" tersebut, anak berkebutuhan khusus dipisahkan dari masyarakat umum serta disediakan sekolah khusus bagi mereka. Oleh sebab itu, pandangan medical model terhadap disabilitas ini tidak sedikit menuai banyak kritik akibat pelabelan dan stigmanya bagi para penyandang disabilitas.

Menurut data statistik yang dipublikasikan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan pada Juni 2022, persentase anak penyandang disabilitas yang menempuh pendidikan formal hanya 12,26% dari jumlah keseluruhan anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sangat sedikit anak berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan formal. Kebanyakan dari mereka tidak menempuh pendidikan disebabkan oleh beberapa hal, seperti kecemasan orang tua akan diskriminasi dan keterbatasan anak dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Dalam rangka membantu penyembuhan anak yang berkebutuhan khusus di Kota Malang, telah dibuka ruang terapi Child Center House of Fatima Anak Berkebutuhan Khusus di Kota Malang. Ruang terapi ini terletak di Jalan Sumbing Nomor 11a, Kauman, Kecamatan Klojen. Prosedur dari pengobatan terapi anak berkebutuhan khusus dimulai dengan melakukan janji temu dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Setelah itu, dokter akan memberikan diagnosis terkait kondisi mental yang dialami oleh anak sekaligus menjelaskan jenis terapi yang perlu dilakukan. Kegiatan terapi akan dijadwalkan setidaknya tiga kali pertemuan. Dalam proses terapi, satu anak akan dibimbing oleh satu orang terapis. Ruang terapi dilengkapi dengn CCTV sehingga orang tua dapat memantau aktivitas terapi anak dengan nyaman.

Menurut beberapa ulasan dari orang tua anak berkebutuhan khusus yang telah melakukan penyembuhan terapi di Child Center House of Fatima ABK, kemajuan mulai dapat terlihat setelah melakukan 3-4 kali terapi. Terapis di yayasan tersebut sangat kooperatif, baik, dan ramah. Selain itu, tempatnya sangat bersih dan dilengkapi fasilitas protokol kesehatan sehingga mampu menunjang proses penyembuhan anak berkebutuhan khusus.  

Perspektif medical model dalam disabilitas sampai saat ini masih diterapkan oleh beberapa yayasan yang ada di Indonesia. Pada dasarnya, medical model tidak selalu tentang pelabelan anak berkebutuhan khusus yang mengarah pada konotasi buruk. Medical model berfokus dalam memberi perhatian lebih dan solusi pengobatan terbaik bagi anak berkebutuhan khusus. Child Center House of Fatima ABK yang berbasis medical model menjadi salah satu bentuk contoh konkret dari kebermanfaatan terapi penyembuhan bagi penyandang disabilitas mental.

Referensi:

Syarifah Fitri. 2023. "Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus Terus Bertambah tapi Hanya 12 Persen yang Sekolah Formal". Liputan6.com, 16 Maret 2023, dilihat pada 11 Maret 2023. < https://www.liputan6.com/disabilitas/read/5233102/jumlah-anak-berkebutuhan-khusus-terus-bertambah-tapi-hanya-12-persen-yang-sekolah-formal>.

Tarsidi, D. 2012. "Disabilitas dan Pendidikan Inklusif pada Jenjang Pendidikan Tinggi". Dalam Jassi Anakku, 11(2), 145--152.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun