Mohon tunggu...
Himawan Yusuf W.
Himawan Yusuf W. Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ekonomi Islam

4 Agustus 2011   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi islam atau yang lebih populer disebut ekonomi syariah pada era kini sedang marak-maraknya. Tidak sedikit bank-bank, asuransi serta pasar saham yang mengeluarkan produk-produk yang berbau syariah untuk menarik masyarakat agar mau menabung atau menginventasikan hartanya. Tapi sebenarnya apa sih ekonomi islam itu? Apakah hanya sebuah ilmu ekonomi yang ditambahkan dengan embel-embel "islam" dibelakangnya? Atau memang suatu sistem ekonomi patut untuk dijalankan? Mari kita tinjau.

Dari namanya saja, "Ekonomi Islam" tentu anda sudah bisa menebak dari mana dasar-dasar peletak ilmu ekonomi yang digunakannya. Ya, Al-Qur'an dan Hadits, inilah dua sumber peletak dasar ekonomi islam. Hanya saja, Al-Qur'an dan Hadits dalam perannya meletakkan dasar ekonomi islam dengan cara yang tersirat, tidak secara transparan. Sehingga, diperlukan ijma dan qiyas dari beberapa ulama untuk "menerjemahkannya" agar tercipta suatu teori ilmu ekonomi islam. Kemudian dari sini juga muncul produk-produk serta istilah ekonomi islam yang kita kenal seperti Mudharabah, Murabahah,Bai'Salam, anti-Riba dan lain-lain.

Tujuan dari ekonomi islam sendiri bukanlah untuk mencapai kesejahteraan, melainkan lebih dari itu. Yaitu, untuk mencapai kemaslahatan bersama dan mencapaifalah. "Kemaslahatan" sendiri berasal dari kata"Maslahah" yang berarti sejahtera. Sedang falah sendiri berasal dari kata al-falah yang artinya kejayaan. Falah yang dimaksud disini bukan sekedar dunia melainkan juga akhirat. Itu artinya ilmu ekonomi islam mempunyai tujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama serta mencapai kejayaan dunia dan akhirat. Dari sini kita bisa melihat bahwa ekonomi islam tidak berpikiran jangka pendek untuk dunia saja, melainkan juga untuk akhirat kelak. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi dalam ekonomi islam tidak hanya meliputi kegiatan-kegiatan yang berbau ekonomi semata melainkan juga memasukkan unsur-unsur nilai dan aqidah. Nah, disinilah letak kesulitan beberapa negara untuk menerapkan ekonomi islam 100% karena masih sedikit perusahaan yang memasukkan unsur-unsur tersebut.

Selain itu ada hal unik dalam ekonomi islam bahwa kekuasaan tertinggi atau kepemilikan tertinggi ada di tangan Tuhan. Maksudnya ialah semua yang ada dimuka bumi ini (termasuk manusianya itu sendiri) adalah milik Allah, sehingga segala perbuatan kita dalam memanfaatkan semua yang ada di bumi akan dipertanggungjawabkan kelak. Ini berarti bahwasannya setiap manusia mempunyai tanggung jawabnya masing-masing terhadap kegiatan ekonomi yang mereka perbuat terhadap sang Khalik. Di lain pihak, jika sistem ini benar-benar diterapkan sebaik mungkin, maka akan membentuk semacam kontrol sosial yang berfungsi dengan sendirinya, atas kesadaran sendirinya dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi, sehingga penyimpangan-penyimpangan kegiatan ekonomi yang terjadi sekarang ini bisa lebih diminimalisir.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun