bernyanyi seperti burung yang bahagia bernyanyi
di bawah lengkungan pelangi yang indah
di musim semi
jangan pikirkan kematian di masa mudamu
mengapa engkau harus takut tiran yang suram itu
dan jangan takut padanya kalau kamu sudah tua
dan dia sudah dekat
berjuang bukan untuk emas, untuk orang bebal yang rakus
ukur diri mereka dengan orang miskin tidak pernah
standar mereka masih menjadi orang yang lebih kaya
membuat mereka miskin selamanya
latihlah pikiranmu untuk merasa puas
apa yang penting maka seberapa rendah simpananmu
apa yang kita nikmati, dan tidak miliki
menjadi kaya atau miskin
dipenuhi dengan pemikiran manis, lalu senang aku
jangan mengambil pernyataanku dari mata orang lain
apa yang ada dalam pikiranku, bukan pada dagingku
atau milik mereka, hadiahku
bernyanyilah, jiwa yang bahagia, nyanyian sukacita
seperti sungai bernyanyi di hutan
bahwa sepanjang malam telah diperkuat
oleh banjir yang lebih murni dari surga
***
Solo, Jumat, 12 Juli 2019. 10:50 am
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H