Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Salib, Yesus Wafat di Kayu Salib

20 April 2019   00:21 Diperbarui: 20 April 2019   11:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paku gelap menusuk-Nya dan langit berubah hitam.
Kita mengawasinya saat Dia bekerja untuk menarik napas.
Dia mengambil napas kita untuk mengembalikannya.
Kembalikan ke kelahirannya melalui kematian-Nya yang lambat.
Kita mendengar dia kesulitan bernapas melalui rasa sakit.
Yang pernah menghembuskan roh-Nya ke dalam
Yang membentuk kita saat Dia mencampur debu dengan hujan.
Dan membuat kita sadar dari tidur.
Semangat dan hidup-Nya Dia hirup dalam semua.
Melindungi dunia-Nya dalam satu atmosfernya.
Dan sekarang Dia datang untuk bernapas di bawah pall.
Dari polusi kita, tarik udara kita yang terluka.
Untuk membersihkan dan memperbarui. Napas terakhir-Nya
Bernafas kita, dan bawa kita melewati gerbang kematian.

***
Solo, Jumat, 19 April 2019. 8:41 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun