Seperti namanya, komunikasi tertulis berarti komunikasi dalam bentuk tertulis.
Dalam komunikasi ini, pengirim menulis pesan menggunakan kata-kata dan kemudian mengirim ke penerima.
Ini adalah jenis komunikasi formal dan manajemen terutama bergantung pada komunikasi tertulis untuk mengirimkan keputusan, perintah, dan instruksi.
Demikian pula, bawahan dapat mengirim masalah, saran, pendapat, pandangan mereka kepada atasan mereka melalui komunikasi tertulis.
Baca juga: Komunikasi Asertif: Menyampaikan Uneg-Uneg Tanpa Pakai Emosi
Komunikasi tertulis dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti surat, memo, surat edaran, manual, pemberitahuan, laporan, kuesioner, dan lain-lain.
Komunikasi tertulis umumnya digunakan ketika audien berada di lokasi yang jauh atau ketika catatan permanen harus disimpan untuk digunakan sebagai referensi untuk menyelesaikan masalah di masa depan.
Komunikasi Tertulis Lebih Efektif, Kapan?
Baca juga: Mengembangkan Komunikasi Positif, dari Mana Memulai?
Meskipun orang menghabiskan lebih banyak waktu dalam komunikasi lisan, komunikasi tertulis lebih efektif dalam keadaan berikut:
Menyampaikan Informasi Kompleks - Ketika pengirim ingin menyampaikan informasi yang kompleks, komunikasi tertulis lebih baik daripada komunikasi lisan. Memiliki dokumen tertulis, penerima dapat membacanya berulang kali hingga ia memahami seluruh pesan.