Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Membusuk

8 Januari 2019   22:09 Diperbarui: 8 Januari 2019   22:32 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustr: Donatella Marraoni

jiwaku sudah mulai membusuk
hitam hangus oleh nyala kesedihan
dingin seperti malam saat kamu pergi
aku tidak berpikir aku bernafas lagi
perasaan takut terbawa angin
melalui setiap jendela yang terbuka

setiap bayangan membisikkan namamu
aku merasa diriku memudar secepat kamu pergi
aku tidak merasakan dorongan dan gairah lagi

tempat bahagiaku hancur menjadi debu realita
udara yang kuhirup meracuni paru-paruku
saat aku jatuh lebih cepat dan semakin cepat
ke lubang neraka yang muncul di setiap jalan

hatiku kosong seperti hamparan ngarai
yang dulu membuat aku merasa bebas
napasku sedingin hujan deras
yang dulu membuat aku tertidur

jiwaku seburuk inti apel penyihir
nenek penyihir yang telah mengutukku
mengutukku dengan batu-batu besar
yang kubawa di pundakku
mengutukku untuk berbohong
ketika aku berkata aku baik-baik saja

***
Solo, Selasa, 8 Januari 2019. 21:51
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun