jiwaku sudah mulai membusuk
hitam hangus oleh nyala kesedihan
dingin seperti malam saat kamu pergi
aku tidak berpikir aku bernafas lagi
perasaan takut terbawa angin
melalui setiap jendela yang terbuka
setiap bayangan membisikkan namamu
aku merasa diriku memudar secepat kamu pergi
aku tidak merasakan dorongan dan gairah lagi
tempat bahagiaku hancur menjadi debu realita
udara yang kuhirup meracuni paru-paruku
saat aku jatuh lebih cepat dan semakin cepat
ke lubang neraka yang muncul di setiap jalan
hatiku kosong seperti hamparan ngarai
yang dulu membuat aku merasa bebas
napasku sedingin hujan deras
yang dulu membuat aku tertidur
jiwaku seburuk inti apel penyihir
nenek penyihir yang telah mengutukku
mengutukku dengan batu-batu besar
yang kubawa di pundakku
mengutukku untuk berbohong
ketika aku berkata aku baik-baik saja
***
Solo, Selasa, 8 Januari 2019. 21:51
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H