Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenangan Kaset Cinta

6 November 2018   22:01 Diperbarui: 23 November 2018   21:26 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oooh, ya? Waaah aku benar-benar pangling, bukan lupa. Kamu yang dulu centil bandel telah berubah banget," sungguh gadis remaja sederhana itu sekarang telah menjadi wanita yang memesona meski usianya sudah tidak muda lagi.

Tiga puluh dua tahun kita tidak pernah jumpa ya pak, sejak kami lulus dari sekolah ini," aku tidak terlalu memperhatikan ucapan Rina lagi karena pandanganku sibuk mengamati semua siswi alumni yang hadir.

"Bapak pasti mencari Evelyn, ya?', colekan Rina mengagetkan aku.

"Ya...ya..", aku sedikit tergagap.

"Apakah dia akan datang juga?",  tanyaku dengan penuh harap.

"Mohon maaf jika membuat bapak merasa berduka. Evelyn belum lama meninggal dunia, sekitar tujuh bulan yang lalu." penjelasan Rina benar-benar membuat aku tergugu terkejut.

"Dia terakhir menjadi dokter gigi dan tinggal di Jakarta, sudah dikaruniai dua anak perempuan yang sekarang masih sekolah di SMA dan SMP . Kanker ganas yang dideritanya beberapa tahun telah merenggut nyawanya."  ucapan Rina seolah tak mampu kucerna lagi.

Evelyn yang belum sempat aku jumpai lagi semenjak dia lulus dari sekolah itu telah berpulang ke pangkuan Bapa di Surga.  Air mata tertahan namun aku tidak bisa menyembunyikan kesedihanku.

Acara reuni yang mestinya menjadi momen pertemuan yang berkesan dan membahagiakan berubah menjadi kegundahan dan kedukaan yang dalam di hatiku.

"I can't fight this feeling anymore, aku tak mampu melawan perasaan ini lagi," gumamku lirih nyaris tak terdengar.  Kaset cinta dan surat-surat Evelyn yang masih kusimpan sampai kini menjadi kenangan abadi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun