Bel tanda usai istirahat pertama berbunyi cukup nyaring, aku pun segera beranjak dari ruang guru menuju ruang kelas 3A di satu SMP khusus putri di kota bengawan itu. Saat itu merupakan tahun ke empat aku menjadi guru honorer bidang studi bahasa Inggris di sekolah favorit ini. Honorer, karena statusku yang masih mahasiswa belum laku untuk diangkat menjadi guru tetap.
Sekolah itu sangat tertib dan para siswinya menjunjung tinggi kedisiplinan, maka tak mengherankan saat aku masuk kelas para siswi sudah siap di tempat duduknya masing-masing meskipun baru saja usai jam istirahat.
"Good morning !", sapaku dengan cukup lantang namun tetap menjaga sikap ramah.
"Good morning, pak Hendy!", hampir seluruh siswi di kelas itu menjawab sapaan wajib awal pelajaranku.
"Koq membawa tape compo, pak?", Rina, salah satu siswiku yang lumayan kritis tetapi agak centil nyeletuk bertanya sambil berdiri namun tetap di belakang bangkunya.
Aku memang kala itu menenteng ke dalam ruang kelas sebuah tape compo alias pemutar kaset portabel yang lumayan besar. Ini merupakan saat pertama kalinya aku memberikan materi pelajaran kemampuan listening dengan  mendengarkan lagu pop dari kaset.
"Today, we'll  have listening lesson by enjoying a nice pop song, Kita akan belajar listening sambil menikmati lagu pop, mau kan?" kujelaskan tujuan pelajaran bahasa Inggris hari ini seraya aku pancing tanggapan mereka.
''Asyiiiikk, mau banget pak!. Pak Hendy memang keren. Tahu saja kalau kita-kita pengin suasana belajar yang berbeda", beberapa tanggapan terucap dari mereka.
"Baiklah, siapkan diri, jaga konsentrasi mendengarkan, kemudian tulis syair lagu yang bisa kalian tangkap lewat kemampuan listening kalian. Ready? Let's listen and then write by yourself", aku tekan tombol play pada radio tape recorder.
Mother, how are you today
Here is a note from your daughter
With me everything is OK
Mother, how are you today
Mother, don't worry, I'm fine
Promise to see you this summer
This time there will be no delay
Mother, how are you today