Mohon tunggu...
Sonti Soraya Sinaga
Sonti Soraya Sinaga Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

a full time officer, sometimes a traveller

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tur Sungai Mahakam

18 September 2015   21:24 Diperbarui: 18 September 2015   21:24 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

April 2014, saya kembali ke Pulau Kalimantan, dengan misi yang sama, melakukan perjalanan dinas. Kali ini saya akan mengunjungi Balikpapan, Samarinda dan Melak. Sebelumnya saya hanya singgah di bandara Balikpapan dan Samarinda. Minggu sore itu saya menumpangi penerbangan menuju Balikpapan. Pukul 8 malam tiba di Balikpapan, dan saya kagum melihat gedung Bandara Sepinggan yang sudah hampir selesai direnovasi, sangat berbeda dengan 2 tahun sebelumnya ketika renovasi baru akan dimulai.

Saya menyempatkan diri mengelilingi kota Balikpapan. Malam itu saya sempat mencicipi makanan khas Tionghoa (saya lupa nama daerahnya), lalu menyantap jagung bakar di kawasan Pantai Melawai. Sekitar pukul 11 malam saya menuju hotel dan beristirahat. Pagi hari saya sarapan di restoran hotel yang berada di pinggir laut. Jadi saya sarapan dengan view lautan yang tidak kelihatan bersih, ditambah pemandangan pembangunan gedung baru di dekat hotel yang lengkap dengan tower crane, yang sungguh tidak menambah indah pemandangan di restoran. Selesai sarapan saya segera bergegas ke lobby di mana supir sudah menunggu saya untuk membawa saya ke kota Samarinda.

Pukul 11 siang saya tiba di kawasan Loa Janan dan menyusuri jalanan di sepanjang Sungai Mahakam yang banyak dilalui tongkang. Jalanan yang saya lalui tidak begitu mulus. Banyak conveyor dari kawasan pertambangan batubara di sebelah kiri jalan yang melintang di atas jalan raya yang berujung di atas tongkang yang bersandar di tepi Sungai Mahakam. Sore hari setelah menuntaskan tugas di kawasan Loa Janan saya menuju Samarinda dan mengunjungi kantor cabang di sana. Malam harinya saya berjalan-jalan di kota Samarinda setelah makan malam bersama staf cabang.

[caption caption="Menyusuri Sungai Mahakam Dari Loa Janan"][/caption]

Hari ketiga di Samarinda saya bergerak ke arah Sebulu di Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk mencapai Sebulu, saya harus melewati kota Tenggarong, ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejak kuliah saya sering mendengar cerita tentang kota Tenggarong ini, karena saya punya teman dekat yang besar di kota ini. Dan senang sekali akhirnya saya tiba di kota ini. Dua tahun sebelumnya, jembatan di atas Sungai Mahakam yang menghubungkan kota Samarinda dan Tenggarong roboh, dan saat saya tiba di tepi Sungai Mahakam untuk menyebrang ke Tenggarong, ternyata jembatan belum selesai dibangun kembali, sehingga saya harus menumpang kapal feri untuk menyebrangi Sungai Mahakam.

[caption caption="Menyebrang Sungai Mahakam dari Samarinda menuju Tenggarong"]

[/caption]

Tiba di kota Tenggarong saya merasakan suasana yang sangat berbeda dengan Samarinda. Jarak tempuh antara kedua kota ini sekitar 30 menit saja dan dipisahkan oleh Sungai Mahakam, yang hanya membutuhkan waktu 15 menit menyebranginya dengan kapal, dan tentu akan lebih cepat jika menggunakan jembatan. Saya melihat Tenggarong begitu rapi, bersih dan teratur, sementara kota Samarinda sebaliknya, padahal Samarinda adalah ibukota provinsi Kalimantan Timur. Jalanan dan bangunan di Tenggarong juga tampak lebih bagus dibanding Samarinda. Tugas saya selesai di Sebulu dan saya kembali lagi melewati Tenggarong menuju Samarinda. Dan saya masih memikirkan hal yang sama, Tenggarong terlihat lebih tertata dibanding Samarinda.

[caption caption="Kiri: Kota Samarinda | Kanan: Kota Tenggarong"]

[/caption]

Hari keempat, dari hotel saya menuju Bandara Temindung di Samarinda. Bandara ini memang berada di ibukota provinsi Kalimantan Timur, tapi ini bukan bandara utama di provinsi tersebut. Ukurannya saja sangat kecil, sehingga hanya pesawat ATR atau yang lebih kecil yang bisa mendarat di sini. Jadi jangan disamakan dengan Bandara Sepinggan di Balikpapan. Hari itu saya terbang menuju Melak, ibukota Kabupaten Kutai Barat. Dari dalam pesawat saya bisa melihat pemandangan Sungai Mahakam yang meliuk-liuk melalui Samarinda, Tenggarong, Sebulu, lalu entah daerah mana lagi hingga akhirnya saya tiba di Bandara Melalan di Melak setelah melalui 45 menit perjalanan udara.

[caption caption="Terbang di atas Sungai Mahakam"]

[/caption]

Langit di Melak cerah sekali siang itu, saya berjalan keluar dari pesawat menuju gedung terminal yang lebih kecil dibanding Bandara Temindung, dengan memakai topi dan kacamata hitam. Keluar dari gedung terminal saya bingung, karena belum mendapatkan mobil sewaan. Dan beruntung siang itu ada pemilik mobil sewaan yang sedang menganggur di pintu terminnal, sehingga tanpa pikir panjang saya segera menawar harga sewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun