Bogor merupakan salah satu tempat yang menawarkan beragam tempat wisata dan kuliner. Entah sudah beberapa kali saya mengunjungi Kota Hujan ini, tetapi masih ada saja tempat yang "tersisa" yang perlu didatangi. Tempat wisatanya begitu beragam, mulai dari taman bermain, tempat bersejarah, tempat belanja, wisata alam, atau sekadar staycation. Wisata kulinernya pun beragam, mulai dari yang murah hingga yang cukup menguras kantong, dari yang cuma gerobakan, warung sederhana, hingga caf yang menawarkan tempat bernuansa instagrammable.
Apalagi dengan dukungan moda transportasi commuter line, perjalanan Jakarta-Bogor menjadi nyaman, juga murah meriah. Jadi, kita tidak perlu repot membawa kendaraan pribadi untuk tetap merasa nyaman. Selain itu, layanan transportasi online pun mudah diakses. Belum lagi ada banyak trayek angkot yang dapat dipilih sesuai tujuan. Semua itu selalu membuatku rindu untuk kembali ke Kota Hujan.
Nah ketika Click X KPK berkolaborasi mengadakah event di kota ini, saya pun segera mendaftar dan bersyukur bisa menjadi salah satu dari 15 peserta yang hadir. Kali ini ada dua tempat yang akan kami kunjungi. Salah satunya adalah wisata kuliner Laksa Pak Inin. Dari rundown yang dibagikan di WAG, tempat ini akan kami datangi sekitar pukul 10.30. Kami akan berkumpul pada pukul 09.00 di Pintu Timur Stasiun Bogor. Perjalanan dari Stasiun Bogor ke Laksa Pak Inin diperkirakan sekitar satu jam.
Semua peserta datang tepat waktu. Jadi, sebenarnya kami bisa langsung berangkat. Namun, karena ada acara singkat menyambut mistery quest, Mbak Indah Noing, Kompasioner yang tinggal di Bogor, akhirnya kami berangkat sekitar pukul 09.10 dengan menggunakan transportasi online.
Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Saya, Mbak Admin Click Mbak Muthiah Alhasany, Sang Mistery Quest Mbak Indah Noing, Sukma Tom, dan Hiqud berada di dalam satu mobil yang sama. Perjalanan kurang dari satu jam tersebut diramaikan dengan berbagai topik percakapan, mulai dari kabar Mbak Indah Noing beserta keluarga di Hungaria hingga mengapa kuliner kami ke Laksa Pak Inin tidak dijadwal pada saat makan siang. Waktunya "nanggung" untuk makan siang.
Ternyata mengapa alasannya para Admin Kompasioner menempatkannya di awal karena pernah ada pengalaman para Kompasioner kehabisan laksa ketika sampai di tempat tersebut pada pukul 13.00. Takut hal tersebut terjadi lagi, membuat wisata kuliner dipercepat dari makan siang.
Sesampainya di sana, ternyata sudah ada cukup banyak orang yang datang. Ada yang datang berkelompok datang dari luar kota Bogor, ada beberapa orang lokal yang mampir untuk menikmati brunch di tempat itu. Sesungguhnya Laksa Pak Inin adalah sebuah warung sederhana yang tidak begitu luas. Ada meja kayu yang tersusun rapih dengan bangku-bangku plastik yang bisa dipindah-pindahkan. Di bagian depan, ada akang gondrong yang memasak laksa dengan cekatan. Tempatnya begitu bersih. Laksa dimasak di atas arang yang membara membuat asap berteberangan memerihkan mata orang-orang yang menontonnya memasak.Â
Seporsi Laksa Pak Inin
Kami pun segera memesan laksa. Tidak begitu lama satu porsi laksa pun terhidang dengan kuah kental berwarna kuning. Ada potongan oncom kecil-kecil dalam kuah dengan kemangi yang membuat rasanya makin segar, ditambah satu butir telur rebus dan tahu putih. Ada juga sedikit toge di dalamnya.
Rasa kuahnya manis dan gurih. Saya menambahkan sambal, tetapi rasa manisnya tetap dominan. Sate kikil tipis dan berwarna kekuningan membuat laksa semakin nikmat, apalagi jika ditambahkan bakwan dan tahu goreng. Renyahnya kerupuk kulit menambah kenikmatan laksa. Kenikmatan makan laksa kemudian saya ditutup dengan es jeruk yang asam manis dan segar.
Setelah makan, kami segera meninggalkan meja karena sudah banyak orang yang berdatangan. Kami pun berdiri di luar sambil menunggu Kompasioner lain menyelesaikan makan mereka. Setelah ini kami akan menuju ke daerah Batu Tulis.
Namun sebelum berangkat, Mas Rahab Ganendra, Admin dari KPK, memberikan suvenir kepada beberapa peserta. Salah satunya pada Mbak Indah Noing sebagai peserta terjauh. Selain itu, Ednandus juga mendapatkan suvenir dari KPK sebagai peserta yang baru pertama kali mengikuti acara KPK. Setelahnya perut kenyang, kami kemudian naik angkot hijau yang wara-wiri di depan Laksa Pak Ini. Kami pun bersiap menuju destinasi kami selanjutnya, Stasiun Batutulis yang memiliki nilai historis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H