Mohon tunggu...
Suharsono KPI
Suharsono KPI Mohon Tunggu... -

antara cinta dan tugas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian yang Tertunda

21 Desember 2014   19:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

IMPIAN SEORANG HAMBA

Fajar tebit di balik antara dua gunung, memancarkan cahaya bernuansa alam yangpenuh akan kebesaran Allah Swt, di berikan untuk seluruh Mahluk hidup di dunia ini aku adalah seorang anak desa yang di lahirkan dan di besarkan oleh sepasang insan yang bernama Abd. Ramsah & Agustiani di dusun kecil , serta hamparan hijau dan petak-petak sawah menambah pesona alam yang sangat indah dan alami.

Saya adalah anak pertama dari lima bersaudara dahulunya aku adalah putra tunggal, namun pada tahun 2012 lahirlah putra kedua , di lihat dari latar belakangkehidupanku, saya adalah anak yang lahir di lingkungan penderitaan, karna mengapa ? karna keluargaku tergolong ekonomi menengah kebawah, pekerjaannya hanya bergantung pada hamparan laut luas dan kebun yang hijau

Dari usia dini saya hidup dengan di antara alat petani , selain itu saya selau di latih untuk bagaimana hidup di atas penderitaan , tapi semua itu saya tidak anggap sebagai penderitaandan aku jalani hidup ini dengan akan kebahagiaan dunia, walaupun saya terlahir dari keluarga yang sederhana tapi kami bahagia dan rukun

Kini aku tumbuh besar dan di antara gelombang kehidupan yang mengguncang lingkungan para remaja, saya melanjutkan pendidikanku di sekolah tinggi agama islam negeri (STAIN) Parepare jurusan dakwa dan komunikasi . Saya berharap bisa berhasil dan membahagiakan kedua orangtuaku serta keluarga besarku, dulunya aku ingin menjadi seorang pengembara lautan, dan sekolah di sekolah maritim namun terkandas di parepare, walau aku di parepare tapi impianku tak akan pudar, mungkin ini adalah petunjuk ataukah takdir seorang hamba yang lemah

Ya,,,, Allah semoga aku menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan Negaraselain itu, jadikanlah aku hamba yang sabar dan tabah atas segala rintangan hidup yang menghampiriku setiap saat dan selalu mengingatMu di manapun dan kapanpun itu,

Hidup ini adalah pilihan, apabila kita menikmati maka akan terasa indah, hidup ini Cuma sekalidan janganlah sia-siakan itu karna hari kemarin sudah berlalu, hari esok belum tiba, maka dari itu pergunakanlah hari ini sebaik mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun