Dalam hal ini, gas air mata yang ditembakan aparat kepolisian menyebabkan rasa panas dan iritasi pada mata, sesak pada paru-paru atau radang pada paru-paru, batuk dan bersin serta disorientasi pada orang yang terkena gas tersebut.Â
Dalam kejadian ini, salah satu penyebab kematian suporter karena gas air mata adalah kepanikan yang membuat sesak nafas dan menghirup gas air mata secara berlebihan karena kepanikan tersebut.Â
Selain itu, tribun tersebut bukan ruang terbuka yang luas dimana gas air mata tersebut akan mengalami penguapan yang cukup lama sehingga gas tersebut terhirup banyak oleh suporter karena ruangannya yang tidak terbuka luas.
Korban Jiwa
Perhari ini tanggal 2 Oktober 2022, Dinkes kab. Malang menyampaikan sejumlah 182 korban jiwa meninggal dunia karena peristiwa mengerikan ini kemudian puluhan lainnya masih dirawat.Â
Rekapitulasi korban masih terus dilaksanakan, dari hasil yang sudah didapat rentan korban meninggal dunia rata rata berusia 17 sampai 22 tahun. Hal ini tentu saja menjadi catatan hitam bagi persepak bolaan Indonesia, karena menjadi tragedi yang paling memilukan dengan korban sebanyak itu.Â
Bukan hanya media Indonesia saja yang menyorot tragedi, melainkan dari berbagai negara dan media Internasional seperti dari media besar yaitu The New York Times, Al Jazeera dan media internasional lainnya.Â
Tragedi memilukan ini juga penjadi sorotan club-club besar dunia, mereka mengucapkan bela sungkawa atas terjadinya tragedi ini, seperti postingan dari akun twitter official Barcelona, Manchester United, Arsenal dan juga club-club besar lainnya.
Tragedi ini menjadi sorotan dunia karena banyaknya korban yang meninggal, bahkan menurut beberapa sumber ini menjadi tragedi dengan korban banyak kedua di dunia setelah tragedi Estadio  Nacionsl Disaster, Lima, Peru yang menyebabkan 328 korban meninggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H