Bahkan Bloomberg dengan berani menyebut bahwa pembocoran Panama Papers merupakan motif terselubung Amerika Serikat. Perusahaan media itu menyebut bahwa Rothschild dan Soros sebagai “dalang” pembocoran Panama Papers, yang targetnya tak lain memindahkah uang-uang itu ke Amerika Serikat.
Nah keliatan kan kalau Amerika Serikat mau ngambil uang orang-orang kaya itu dengan cara membocorkan data Panama Papers. Terlebih mengutip pernyataan Andrew Penney, seorang petinggi di Rothschild & Co mengatakan, tentang bagaimana orang-orang kaya di dunia bisa menghindari pajak. Terang-terangan Penney bilang “Kalo Amerika Serikat itu surga pajak terbesar di dunia.” Ini sinyalemen kalo Amerika Serikat pengen negaranya menjadi tempat pencucian uang skala global.
Inilah yang menurut saya sebagai “cengkraman dua cakar kaki” –nya Amerika Serikat. Coba kita bayangin deh, di lain sisi Amerika Serikat melalui organisasi-organisasi perdagangan dunia memaksa agar setiap transaksi dagang internasional, menerapkan pembebasan dan keringanan tarif kepada negara-negara peserta. Di lain sisi, malah Amerika kepengen “menampung” uang-uang elit kaya dunia ke negaranya, dengan menjanjikan tanpa pajak.
Sementara untuk kepentingan Rothschild dan Soros sendiri, bisa jadi uang orang-orang kaya itu dipakai untuk modal sejumlah perusahaannya, yang terancam gulung tikar.
Inilah yang menurut saya pribadi sepertinya masih ada hubungan antara Panama Papers & Tax Amnesty. Jadi dalam konteks ini gak salah-salah amat, pemerintah Indonesia membuat kebijakan Tax Amnesty, tinggal bagaimana pemerintah dalam hal ini mengantisipasi “campur tangan asing.” ***
Keterangan gambar (Bisnis liputan6.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H