Mohon tunggu...
Darmaila Wati
Darmaila Wati Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

Hanya setitik upil pada luasnya jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Intan Olivia

16 November 2016   04:26 Diperbarui: 16 November 2016   04:39 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nak, saat ini kilaumu memendar di langit-langit surga.

 Engkaulah intan paling kemilau... 

Hanya saja kepergianmu terlalu tragis. 

Ibu mana yang tidak menangis? Bilakah ini takdir?! 

Tubuh mungilmu terlontar bom kebencian.

 Terjerembab di atas tanah memerah...

 Ayah mana yang rela? 

Tidak seorang pun yang bisa menolak kematian.

 Tapi melempar bom adalah pilihan.

 Apalagi dengan sebuah pemahaman bahwa itu benar.

 Entah atas kebenaran agama yang mana? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun