Mohon tunggu...
Darmaila Wati
Darmaila Wati Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

Hanya setitik upil pada luasnya jagad raya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Hari Belajar Menulis Cerpen Bersama Tiga Penulis Produktif

27 Oktober 2021   21:04 Diperbarui: 27 Oktober 2021   21:40 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan  Webinar kelas menulis selama tiga hari dari sejak Senin (25/12) hingga Rabu (27/11) 2021 dengan tema "Intuisi : Secuil Ide Hingga Karya yang diikuti gratis oleh lima puluh peserta beruntung dari berbagai daerah.

Adapun narasumber penulis yang diundang menjadi pembicara diantaranya Gol A Gong, Okky Madasari dan Benny Arnas.

Pada hari pertama Webinar yang diikuti dengan semangat oleh peserta dimulai pada pukul 09.00 WITA sementara pukul 08.00 WIB dari tempat saya berada diisi oleh Kang Gol A Agong  sebagai pembicara. 

Kang Gol A Gong membuka pembicaraan dengan merujuk kepada sejarah hidupnya sehingga akhirnya ia memutuskan menjadi penulis. Diantara sumber inspirasi yang mendorong ia menjadi penulis adalah kesukaanya membaca buku. Baginya setiap orang bisa berdaya dengan buku. Saat ini Kang Gol A Gong didapuk sebagai Duta Baca Indonesia untuk priode 2021 hingga 2025. Tidak heran bila kang Gol A Gong sebagai penggerak literasi menekankan pentingnya membaca buku terutama bagi penulis.

"Semua penulis yang baik pasti senang membaca buku," tandasnya.

Kang Gol A Gong kemudian memaparkan, bila IKAPI baru bisa menerbitkan buku 40-60 juta per tahun, padahal kebutuhan buku masyarakat Indonesia sekitar 400-700  juta pertahun bila merujuk UNESCO yaitu setiap satu pemustaka memerlukan seminimalnya tiga buku per tahun.

Untuk saat ini, minat baca masyarakat Indonesia berdasarkan the Digital Reader meningkat signifikan sehingga Indonesia berada pada urutan 16 dunia dengan durasi 6 jam perminggu, di bawah setingkat Australia yang durasi membacanya 6 jam 15 menit perminggu, serta di atas Argentina, Turki bahkan Spanyol.

Terkait menulis, kali ini Kang Gol A Gong yang sudah menerbitkan karya  hingga 125 buku memaparkan mengenai fiksi mini atau flash fiction.

Fiksi mini adalah karya fiksi yang sangat singkat yang umumnya memuat lebih pendek dari seribu kata. Rata-rata Fiksi Mini memiliki setatus hingga 250 kata bahkan 100 sampai 140 kata.

Fiksi mini sudah dimulai sejak 560-620 SM pada fabel-fabel Aesop, anekdot ala Nasrudin Hoja alias Abu Nawas.

Adapun tujuh unsur penting dalam fiksi mini diantaranya berpikir minimalis, memiliki karakter kuat, setting cerita harus terjadi di suatu tempat dan satu waktu (misalnya di ruang tamu, dapur, kamar dan lainnya), konflik selesai saat itu juga, diksi kuat dengan sedikit kata, ending yang mengejutkan (twisted ending), dan alur cerita cepat tanpa bertele-tele.

Agus Noor menetapkan diktum-diktum karya fiksi mini yaitu cerita harus menohok seperti satu pukulan tinju yan telak, cerita berkelebat bagai bayangan namun menempel di hati pembaca, serta meski cerita seminim kata namun menggambarkan seluas dunia.

Lebih lanjut Kang Gong memaparkan tiga jenis cerita pendek, diantaranya cerita pendek (short Stories), cerita pendek panjang (long short Stories) dan cerita mini atau fiksi mini.

Fiksi mini di era digital mulai lagi tumbuh seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi termasuk bergeraknya media dari cetak menuju online yang membuat perubahan juga pada muatan cerpen yang sebelumnya di media massa cetak seperti koran dan majalah kini cerpen juga hadir dalam berbagai media online. Fenomena tersebut memberi perubahan tersendiri terhadap cerpen terutama dalam hal panjang kata. Hal tersebut mengingat kebutuhan pembaca di era digital yang selalu terburu-buru, cepat bosan dan harus langsung terhubung.

Untuk menemukan ide cerpen, ada proses kreatif menulis yang harus dilalui yaitu riset, menulis, swasunting.
Riset diperlukan untuk menggali ide, karakter tokoh dan ide cerita.

Kang Gong juga menyajikan beberapa contoh fiksi mini zaman dulu seperti "Rubah dan Sebuah Topeng" juga "Lembu Jantan dan Batang".

Di akhir sesi selama tiga jam tersebut, kang Gong meminta kepada peserta untuk menulis fiksi mini dengan dua tema yaitu tema anak dan tema kritik sosial.

Tidak lupa kang Gong juga memberi tips bagi penulis fiksi pemula bila ingin menerbitkan karyanya di penerbitan besar yaitu dengan menuliskan karya berdasarkan empat tema besar diantaranya forbidden love (cinta terlarang), konflik dia keluarga, Cinderella Syndrome, dan Oedipus Complex.

Pada hari kedua, Okky Madasari yang sedang berada di Singapura menyapa para peserta dari balik layar.

Menurut mbak Okky, penulis yang pernah masuk dalam lima besar anugrah sastra Khatulistiwa award 2011, proses menulis tidak lain harus dilatih lewat menulis. 

"Tidak ada cara lain, bila mau menjadi penulis yah menulis," pungkasnya.

Bila kemudian  naskah sastra sampai kepada para pembacanya dan dinilai apakah memiliki daya dorong terhadap perubahan sosial, itu soal lain.

Pada Webinar hari itu, mbak Okky menjelaskan, ide menulis bisa didapat dari orang-orang sekitar terutama keluarga. "Setiap orang pasti memiliki ibu, ayah, nenek, kakek, anak, abang, kakak, bibi dan lainnya." Sehingga setiap orang bisa mulai menulis tentang keluarganya sendiri.

"Realitas dalam kehidupan seseorang bisa menjadi fiksi untuk orang lain. Sebaliknya, fiksi bisa menjadi sumber kebenaran yang terasa nyata bagi banyak orang." Demikian menurut mbak Okky.

Menulis tentang keluarga adalah ide yang paling dekat karena sebenarnya setiap keluarga unik, setiap keluarga  punya cerita serta setiap cerita layak untuk disajikan dalam bentuk tulisan. Namun masalahnya tidak semua orang bisa menggali keunikan, tidak pula setiap orang bisa mengurasi realitas dan mengolahnya dalam bentuk tulisan.

Mbak Okky juga mengatakan novelnya  berjudul "Entrok" yang pernah dibacakan dalam Utan Kayu-Salihara International Literary Biennale 2011 juga terinspirasi dari latarbelakang kehidupan ibunya.

Pada hari itu, semua peserta dilibatkan secara aktif untuk menulis dengan mengangkat tokoh keluarga. Pada paragraf pertama, mbak Okky menekankan pentingnya membuat kalimat yang memikat dengan menyajikan gambaran dari keseluruhan cerita sehingga pembaca tertarik untuk menetuskan bacaannya.

Sedangkan pada hari ketiga yaitu pagi hingga siang tadi, Webinar hari terakhir diisi dengan sangat apik oleh Benny  Arnas, penulis yang sangat idealis dengan dunia kepenulisannya.

Para peserta tidak miliki kesempatan menguap dengan cara penyajian bang Benny yang sangat bersemangat meski saat terhubung bang Benny sedang berada di Pulau Karimata yang bahkan sempat membuat beberapa kali koneksi internetnya dengan kami para peserta terputus, namun tidak pula memutuskan hasrat kami untuk belajar.

Pada paparan kali ini, bang Benny mengajarkan konsep membuat tulisan yang baik lewat PREMIS.

PREMIS ibarat pola bagi penjahit, sketsa bagi pelukis, resep bagi cheft, subdrawing bagi arsitek dan rancangan cerita bagi penulis.

Lewat PREMIS, penulis bisa melihat gambaran masa depan tulisannya. PREMIS yang baik dan matang akan menghasilkan tulisan yang baik.

Adapun unsur PREMIS yaitu menetapkan kondisi awal, menciptakan keinginan, membuat cara untuk mencapai keinginan tersebut dan masukkan hambatan dalam cerita.

Sedangkan yang harus diperhatikan dalam membentuk PREMIS diantaranya PREMIS harus padat yang terdiri dari protagonik bukan yang lain,  kondisi awal (set up) boleh ditulis lebih panjang dari unsur lainnya, keinginan dan hambatan yang muncul hanya satu saja, hambatan menghalau cara bukan keinginan dan PREMIS yang benar belum tentu PREMIS yang baik, sedangkan PREMIS yang baik sudah tentu benar dan menarik.

Pada kesempatan itu, bang Benny juga menugaskan setiap peserta membuat PREMIS dari film pendek "Share Care and Joy) serta membuat PREMIS calon cerpen sendiri dari setiap peserta.

Peserta kemudian menonton sebuah  film yang menceritakan tentang seorang anak sebut saja namanya Krisna (8 tahun) yang  ayahnya  berkerja sebagai dhobi (tukang cuci tradisional) di kota padat penduduk Dhobi Ghat, samping stasiun Mahaaxmi, Mumbai.

Suatu pagi saat menunggu sang ayah mencuci, Krisna mendapat uang 50 Rupee, terletak begitu saja di atas ban mainannya. Spontan Krisna memiliki keinginan untuk membeli buah an es krim kesukaanya yang jarang sekali bisa ia nikmati.

Krisna pun pergi ke pasar tradisional Dada menumpang pedati yang menuju ke pasar itu. Sesampainya di pasar yang ramai, Krisna mencari yang diinginkannya, tapi langkahnya terhenti saat ia menyaksikan kejadian pecahnya satu set gelas milik pedagang teh, seorang nenek tua gara-gara lemparan bola anak-anak. Bukannya marah, nenek tua itu tersenyum sembari meyerahkan bola kepada seorang anak.

Seketika Krisna melupakan hasratnya. Ia spontan membeli satu set gelas dan meletakkan diam-diam ke atas meja dagangan nenek tersebut.

Nenek itu pun terkejut seraya bersyukur saat menoleh ke meja dagangannya setelah ia membersihkan kaca yang berserakan di tanah.

Di akhir sesi Webinar, bang Benny kemudian menekankan bagaimana membuat sebuah karya tulis dalam bentuk sastra menjadi bernas.

Menurut bang Benny, "Karya sastra menjadi bernas ketika ia mampu upgrade daya kritis pembaca." 

Bang Benny juga memberi beberapa contoh karya sastra yang menurutnya bernas, diantaranya "Queen of Dream" karya C.B Divakaruni, "1Q84" karya H.Murakami, "Sebutir Peluru dan Buku" karya Olyrison, "Sampan Zulaikha" karya Hasan Al Banna, "Cerita-cerita Kecil yang Sedih dan Menakjubkan" karya Raudal Tanjung Banua dan tentu  karya sastra lain yang mengandung REALISME yang baik dan sastra yang bernas.

Akhirnya pada hari ketiga para peserta mendapatkan banyak ilmu serta tips menulis cerpen yang baik. Namun rasanya semua tidak akan cukup berguna bila peserta terutama saya bila tidak merealisasikan apa yang sudah diajarkan oleh para penulis hebat di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun